Absennya Masih Manual ? Puteri Bisa Rancang Sistem Absensi Otomatis

Bandar LampungHari gini absen kuliah masih manual ? Lihat nih, Puteri dengan ide cemerlangnya berhasil merancang sistem absensi otomatis dengan menggunakan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).

Mahasiswa yang memiliki nama lengkap Puteri Salamah menyadari, banyak perguruan tinggi di Lampung yang masih mengggunakan sistem absensi manual. Padahal cara ini kurang efektif karena menyita banyak waktu, dan terkadang rentan terjadi manipulasi data. Sementara kehadiran mahasiswa pada perkuliahan adalah suatu kewajiban dan dapat  dijadikan sebagai salah satu faktor untuk menentukan penilaian. Hal inilah yang mendasari Puteri berinisiatif untuk merancang sistem absensi otomatis.

Mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya ini membuat prototype sistem absensi otomatis dengan menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) dan Arduino. Penelitiannya ini dilakukan sebagai tugas akhirnya di jurusan D3 Teknik Komputer IBI Darmajaya.

“Absensi manual biasanya dilakukan dengan cara masing-masing mahasiswa menandatangani lembar absen atau dosen memanggil satu persatu nama mahasiswa sebelum perkuliahan dimulai. Kemudian pegawai administrasi yang akan merekapitulasi data absen tersebut,” ujar Puteri saat diwawancara di kampusnya, kemarin (28/09).

Sementara dengan menggunakan RFID sebagai absensi otomatis, dijelaskan gadis kelahiran 6 Maret 1994 ini, mahasiswa cukup menempelkan KTM dengan waktu pembacaan minimum 0,7 detik dan jarak baca maksimum 5 cm dari alat yang terpasang pada meja dosen di ruangan kelas.

“Maka ID KTM, NPM, dan nama mahasiswa akan tersimpan kedalam database disertai dengan tanggal dan pukul kedatangan. Sehingga proses absensi akan lebih cepat, akurat, serta memudahkan dosen dan pegawai administrasi  dalam melaporkan data absensi mahasiswa,” terang putri pasangan Helfi Arif dan Yuliarni Kamis ini.

Anak ke empat dari lima bersaudara ini mengungkapkan, alat yang dirancangnya ini hanya menghabiskan biaya pembuatan sebesar Rp 2 juta 500 ribu.

“Saya berharap perangkat ini dapat diaplikasikan pada perguruan tinggi. Sehingga perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan sebaik mungkin khususnya dalam proses absensi kehadiran mahasiswa, serta ikut berkontribusi dalam mendukung kemajuan proses pendidikan,” harapnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset, Envermy Vem, MSc mewakili Rektor IBI Darmajaya DR. Andi Desfiandi, SE.,MA mengapresiasi penelitian dan karya ilmiah yang telah dihasilkan para mahasiswa IBI Darmajaya.

“Penelitian merupakan salah satu bukti penguasaan mahasiswa terhadap beragam kompetensi yang diberikan perguruan tinggi melalui para dosen kepada mereka. Karenanya IBI Darmajaya senantiasa mendorong mahasiswa untuk aktif dan kreatif dalam membuat karya ilmiah,” imbuhnya.

Diungkapnya, setiap tahun ratusan penelitian aplikatif yang dapat digunakan untuk mendukung pembangunan instansi pemerintah, swasta, industri, dan masyarakat dihasilkan oleh para mahasiswa.

“Bahkan tidak sedikit penelitian karya mahasiswa IBI Darmajaya, baik dibidang akademik maupun dibidang kewirausahaan yang berhasil memperoleh penghargaan, dan memenangkan kompetisi karya ilmiah tingkat nasional dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti),” pungkasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *