Akmal Ciptakan Helm Anti Kantuk Berbiaya Ekonomis

Bandar Lampung – Banyaknya kejadian kecelakaan lalu lintas kendaraan roda dua yang disebabkan pengendara motor mengantuk, membuat Akmal berinisiatif untuk merancang helm yang dilengkapi dengan alat peringatan kantuk.

Menurut Akmal, helm anti-kantuk memang sudah ada tapi memiliki harga yang sangat mahal. Misalnya helm anti kantuk buatan luar negeri dengan menggunakan gelombang syaraf otak yang ditaksir memiliki harga hingga lebih dari Rp 10 juta. Adapula helm anti-kantuk buatan mahasiswa Universitas Surabaya yang dinamai Anti-Drowsing System (Androsys) itu menghabis biaya Rp500 ribu (tidak termasuk helm).

Sementara helm anti kantuk karya mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya ini memanfaatkan denyut nadi yang dalam pembuatan alatnya hanya memerlukan dana Rp100 ribu (tidak termasuk helm), biaya yang sangat ekonomis untuk menperoleh manfaatnya.

Sekilas helm ini tak berbeda dengan helm kebanyakan. Hanya kabel sepanjang 1 meter yang terlihat menjulur ke luar. Sementara perangkat modular tersimpan rapi di dalam helm. Mahasiswa Sistem Komputer mendesain sistem pendeteksi denyut nadi yang dipasangkan pada helm sebagai alat peringatan kantuk berbasis mikrokontroler. Penelitian ini dilakukan Akmal sebagai skripsinya di jurusan Sistem Komputer IBI Darmajaya.

“Saya berharap helm dengan peringatan kantuk ini dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk menghindari kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi akibat pengendara bermotor yang mengantuk. Sehingga dapat memberikan rasa aman kepada para pengendara,” ujar Akmal.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer ini menerangkan, jika seseorang dalam keadaan mengantuk maka denyut nadinya akan berdetak lebih lambat dibandingkan pada saat orang tersebut dalam keadaan tidak mengantuk atau sedang terjaga.

“Dalam keadaan mengantuk denyut nadi berdetak kurang dari 60bpm (beats per minute), pada saat itu helm ini akan memberikan peringatan kantuk berupa suara dan getaran yang diharapkan memberikan efek kejut agar pengendara dapat terjaga kembali,“ ungkap pria kelahiran 23 September 1990 ini.

Anak ke tiga dari tiga bersaudara ini menjelaskan, untuk mendeteksi denyut nadi, ia menggunakan sensor photo dioda dan infra red yang dipasangkan pada salah satu titik denyut nadi seperti leher atau pergelangan tangan untuk memperoleh data.

“Sementara untuk pengolahan data dari sensor tersebut menggunakan rangkaian mikrokontroler ATmega8 yang telah diprogram. Pada alat ini saya juga menggunakan buzzer dan vibrator sebagai alarm yang akan menimbulkan suara dan getaran jika denyut nadi pengendara kurang dari 60bpm (beats per minute),” terang putra pasangan Ahmad Suhaimi dan Marhamah ini.

Sementara itu, Rektor IBI Darmajaya Dr. Andi Desfiandi, SE., MA mengapresiasi penelitian yang dilakukan mahasiswa IBI Darmajaya. Menurutnya, penelitian merupakan bukti penguasaan mahasiswa terhadap beragam kompetensi yang diberikan perguruan tinggi kepada mereka. Karenanya IBI Darmajaya senantiasa mendorong mahasiswa untuk aktif, dan kreatif dalam membuat karya ilmiah.

“Melalui penelitian, mudah-mudahan mahasiswa tergerak untuk memberikan sumbangsih dalam hal pemikiran, ide maupun karya yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Karenanya kami berharap penelitian-penelitian tersebut dapat diaplikasikan di kehidupan sehari-hari, sehingga dampak atau manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.” harapnya.

Dikatakannya, penelitian menjadi satu bagian penting dalam dunia pendidikan dan menjadi salah satu implementasi dalam menjalankan tri darma perguruan tinggi. IBI Darmajaya senantiasa mendorong para dosen dan mahasiswa untuk aktif meneliti dan mengabdi kepada masyarakat.

“Meningkatan status Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian, dan Pengabidan Masyarakat (LP4M) IBI Darmajaya dari binaan menjadi Madya, menunjukan penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan dosen dan mahasiswa telah berjalan dengan baik. Bahkan tahun 2015, IBI Darmajaya menjadi peringkat pertama klaster madya pada Kopertis Wilayah II,” pungkasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *