DOSEN IBI DARMAJAYA CIPTAKAN SISTEM PERINGATAN DINI GEMPA BUMI

DOSEN IBI DARMAJAYA CIPTAKAN SISTEM PERINGATAN DINI GEMPA BUMI

BANDAR LAMPUNG – Bencana gempa bumi yang kerap melanda Indonesia mengundang keprihatinan dosen IBI Darmajaya Lampung, Nisar Zaidal, S.Kom., M.T.,. Setelah melakukan riset yang cukup panjang, akhirnya dosen jurusan Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer IBI Darmajaya ini berhasil menciptakan sistem peringatan dini gempa bumi real time dengan menggunakan geomagnetism dan total electron content dan fuzzy logic.

Lebih jauh Nisar, mengatakan gempa bumi yang selama ini banyak menimbulkan korban jiwa
memotifasi dirinya untuk konsen menciptakan alat peringatan dini gempa. Menurutnya gempa bumi merupakan gejala alamiah bumi untuk mempertahankan kestabilannya, dengan kata lain peristiwa bencana bumi pasti terjadi.

“Masalahnya kita tidak dapat memperkirakan kapan gempa akan terjadi, besar kecilnya dan dimana letak gempa tersebut. Untuk itu penting sekali membuat sistem peringatan dini gempa secara real time agar kita dapat mempersiapkan segala sesuatunya.”urainya.

Nisar menambahkan, yang menjadi dasar dalam membangun system peringatan dini adalah tanda-tanda atau gejala awal fenomena fisis bumi ketika akan terjadi gempa. Beberapa tanda atau gejala awal adalah fenomena Total Electron Content pada lapisan ionosfer.

Pada radius 400 kilometer di atas permukaan bumi terdapat lapisan ionosfer dan peningkatan geomagnetism pada permukaan bumi dalam waktu tertentu sebelum terjadinya gempa dan geomagnetism dapat disensor menggunakan sensor fluxgate magnetometer.

“Alat diletakkan di daerah rawan daerah Lampung dengan pusat pemantau atau servernya di IBI Darmajaya dan informasi peringatan dini gempa bumi seperti kapan waktu datang gempa, kekuatan dan lokasi gempa melalui SMS (Short Message Service) dari komputer server SMS gateway ketika lapisan ionosfer terdeteksi server.” jelas Nisar.

Temuannya ini merupakan sebuah terobosan baru dalam menanggulangi bencana gempa di Indonesia. Pasalnya selama ini BMKG hanya bisa gambaran gempa setelah peristiwa terjadi. BMKG belum mampu memprediksi waktu akan datanya gempa. Berbeda dengan sistem peringatan dini gempa bumi real time , sistem ini dibangun untuk mengantisipasi akibat gempa yang ditimbulkan, sehingga bisa mengkoordinasi bantuan oleh SAR.

Tahun ini, diakui Nisar, menjadi tahun kedua ia mengembangkan penelitiannya tersebut dan rencananya mulai akan diuji cobakan tahun ini. Dia berharap, selain bisa dipatenkan, karya ciptaannya tersebut dapat diimplementasikan untuk kepentingan masyarakat. “Saya menghabiskan dua tahun untuk penelitian ini, mulai dari membuat prototype, melakukan uji coba, baru akhirnya bisa diimpelementasikan” pungkasnya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *