ENAM MAHASISWA DARMAJAYA DIRIKAN ATVICE INDONESIA BERMIMPI CIPTAKAN LAPANGAN PEKERJAAN

ENAM MAHASISWA DARMAJAYA DIRIKAN ATVICE INDONESIA BERMIMPI CIPTAKAN LAPANGAN PEKERJAAN

BANDARLAMPUNG – Dewasa ini teknologi terus berkembang dan sudah menjadi kebutuhan semua kalangan. Melihat peluang tersebut enam mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya merintis usaha dibidang teknologi informasi dengan mendirikan Automatic Device (Atvice) Indonesia. Mereka yakni Ranggasena, Rio Candra, Oki Surya, M. Nazamudin, Darisatul dan Rahmad hidayat. Atvice Indonesia menawarkan jasa konsultan dan produk-produk IT bidang otomasi.

Ditemui di ruang jurusan Sistem Komputer/Teknik Komputer (SK/TK) kemarin (11/12), penggagas Atvice Indonesia, Ranggasena menuturkan mahasiswa jurusan SK dan TK Darmajaya banyak menghasilkan produk IT yang memiliki daya jual cukup menjanjikan. Untuk mengakomodir produk-produk tersebut sehingga dipasarkan lebih luas lagi, dia bersama kelima rekannya membangun website www.atvicekorp.com.

Melalui website ini ia mencoba memasarkan produk IT karya mahasiswa secara online. Beberapa produk yang ditawarkan yakni karya mahasiswa dibidang otomasi, seperti alat antrian bank otomatis, control lampu billiard, pengontor kualitas air tambak, dan produk-produk lainnya yang dioperasikan secara otomatis.

“Produk otomasi yakni mengubah sesuatu yang manual menjadi otomatis. Pengontrol lampu otomatis, pemanas kendaraan otomatis, pintu otomatis dan produk lainnya bisa kami otomatiskan. Dan kami melayani permintaan alat sesuai kebutuhan baik perusahaan atau masyarakat umum.” Ucapnya.

Dia menambahkan untuk mengembangkan usaha tersebut, setiap mahasiswa dituntut untuk mampu menjalankan perannya masing-masing, mulai dari tim perakitan IT, bagian pemasaran, keuangan dan pengelolaan website. Semua, kata Rangga, harus bertanggung jawab pada perannya. Sementara pendampingan dan arahan, Rangga mengaku banyak mendapatkan bimbingan dosen, Dodi Yudo Setyawan, S. Si, M.T.I.

“Selama ini kami sudah banyak menerima pesanan alat dari sejumlah perusahaan. Untuk harga yang kami tawarkan relatif, tergantung permintaan dan spesifikasi alat yang diinginkan. Seperti alat pengontrol lampu biliar, kami jual dengan kisaran Rp.1,7 juta sampai Rp.2,9 juta. Semakin tinggi spek yang diinginkan, semakin tinggi pula harganya” ujar mahasiswa semester lima ini.

Diakuinya untuk mengembangkan usaha software dan hardware, pihaknya terkendala dengan peralatan yang sulit dicari. Tak jarang dia harus berselancar di internet untuk mencari alat-alat yang dibutuhkan. “Seperti mencari sensor tertentu, mikrokontroler dan beberapa peralatan lainnya. Akhirnya kami belanja online” katanya.

Kendati masih pemula, namun Rangga mempunyai mimpi besar Atvice Indonesia bisa berkembang menjadi perusahaan besar dan mampu menyerap banyak tenaga kerja. “Kuliah, pintar dan mendapatkan pekerjaan setelah lulus memang membanggakan, tetapi jauh lebih membanggakan lagi jika kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan. Inilah mimpi kami dengan Atvice Indonesia” ucap Rangga optimis.

Sementara itu Rektor IBI Darmajaya, Dr. Andi Desfiandi, SE. MA, menuturkan technopreneurship menjadi konsep yang dikembangkan di Darmajaya dalam rangka melahirkan generasi yang berkompeten dan berdaya saing. Technopreneurship diyakini mampu menajwab tantangan persaingan globalisasi saat ini.

“Saat ini teknologi terus berkembang. Teknologi bahkan sudah menjadi kebutuhan disetiap lini, tentunya ini menjadi peluang yang menjanjikan bagi mahasiswa atau generasi yang memiliki kemampuan technopreneurship. Tak hanya bisa menciptakan teknologi baru, tetapi menjadikan teknologi sebagai peluang usaha” pungkasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *