FILM “MENGETUK HATI” BIUS PENONTON FFI

BANDARLAMPUNG – Apapun kondisinya. Sesibuk apapun kita, jangan pernah melupakan tuhan. Mungkin ini salah satu nilai moral yang disampaikan dalam film indie berjudul “Mengetuk Hati” karya Cyber Sembilan yang diputar dalam dalam acara secreening (pemutaran) Festival Film Indie (FFI) yang digelar oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Darmajaya Computer dan Film Club (UKM DCFC) IBI Darmajaya, kemarin (16/4).

Film yang disutradarai Rizky Saputra ini berhasil membius perhatian penonton dengan nilai moral yang disampaikan, khususnya bagi kalangan pelajar. Diperankan Dimas Ghiffari, sebagai tokoh utama, film ini menceritakan tentang perjalanan Dimas yang sedang sibuk menghadapi Ujian Nasional (UN). Kerja keras yang berlebihan, membuat Dimas lupa akan kewajibannya dalam menjalankan ibadah.

“Padahal esensi dari berusaha tidak hanya sebatas belajar mati-matian, tetapi juga berusaha melalui doa dan ibadah. Film ini mengajarkan kita untuk senantiasa mengingat tuhan, sesibuk apapun kita, ibadah tidak boleh dilupakan. Karena ibadah berperan sebagai pondasi agar kita tidak mudah rapuh dalam menghadapi permasalahan apapun” ungkap Adi, salah satu peserta screening.

Tak hanya “Mengetuk hati”, karya-karya film indie dari penjuru wilayah di Indonesia berhasil menyedot perhatian penonton. Tema film yang ditampilkan di FFI juga beragam, mulai dari drama percintaan, politik, kekerasan remaja, action, komedi dan horror. Tak sekedar menghibur, film-film tersebut diakui peserta sangat membantu mereka dalam menambah refrensi dunia perfilman.

“Film yang ditampilkan sangat bervariasi dan kreatif, mulai dari setting pengambilan gambar, suara, music, cerita yang diangkat hingga lighting (pencahayaan). Ini menambah wawasan kami dalam membuat film. Sangat seru dan menghibur, kami jadi makin tau banyak tentang film indie” ujar Kiki, salah satu anggota DCFC.

Sementara itu, ketua UKM DCFC, Rahmad Wahyudi mengatakan, ada 67 karya film indie yang diputar dalam acara screening. Mereka adalah peserta yang nantinya memperebutkan 12 kategori terbaik dalam FFI 2014 yang puncaknya dilaksanakan pada 3 Mei mendatang.

“Dalam Screening dilakukan proses seleksi dari 67 karya menjadi 25 karya terbaik yang melibatkan juri lokal. Sementara untuk penetapan 12 nominasi terbaik pada malam inagurasi pada Mei nanti, kami mengundang sutradara nasional, Beni Setiawan dan Ade Suryapati sebagai juri.” paparnya.

Dia berharap dapat menambah wawasan bagi para pecinta film indie dalam menghasilkan karya perfilman. “Secara umum kegiatan ini juga diharapkan dapat menghidupkan perfilman indie di Lampung. Kami ingin perfilman Lampung bisa lebih maju dan mampu bersaing dengan karya-karya bergengsi ditingkat Nasional” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pengembangan Sumber Daya, Novita Sari, S.Sos., M.M., mengatakan dalam berkreasi dan berprestasi tak hanya dibidang akademik, tetapi juga dibidang lainnya termasuk dunia perfilman.

Karya perfilman merupakan hasil kerja yang membutuhkan daya kreasi dan proses yang tidak mudah. “Mudah-mudahan melalui even ini akan memotivasi mereka untuk lebih baik lagi dalam menghasilkan karya, serta merangsang minat atau daya tarik masyarakat terhadap dunia perfilman” tandasnya. (*)

< Prev

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *