Hanya 9 % Prodi PerguruanTinggise Indonesia Berakreditasi A, SPMI PentingWujudkanPerguruanTinggiBermutu

Hanya 9 % Prodi PerguruanTinggise Indonesia Berakreditasi A, SPMI PentingWujudkanPerguruanTinggiBermutu

4 3 2 1
<
>

Bandar Lampung – Hanya 9 % program studi (Prodi) yang dimiliki perguruan tinggi se Indonesia yang telah terakreditasi A. Hal itu dikatakan Kepala Subdit Pengembangan Sistem Mutu, Direktorat Penjaminan Mutu, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Dikti), Dr. Syahrul Aminullahpada kegiatan Diseminasi Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya, belum lama ini (27/04).

“Rendahnya presentasi inimenjadi perhatian kita bersama. Banyak upaya yang diperlukan untuk meningkatkan jumlah perguruan tinggi berkualitas di negeri ini. Salah satunya, dengan penerapan SPMIyang diharapkan dapat mewujudkan perguruan tinggi bermutu,” ujarnya.

Diseminasi SPMI yang digelar Direktorat Penjaminan Mutu, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kemenristek Dikti menghadrikanDr. Nyoman Sadra Dharmawan (Universitas Udayana Bali) danDr. Jenny Mochtar (Universitas Kristen Petra Surabaya) sebagai pembicara.

“Diseminasi SPMI bertujuan menyosialisaikan pentingnya SPMI bagi perguruan tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara continuous improvement dan menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu serta berdaya saing,” tambah Dr. Syahrul Aminullah.

Mengusung tema, melalui Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) kita tingkatkan budaya mutu yang berkelanjutan, kegiatan ini diikuti ratusan perwakilan Perguruan Tinggi Negeri di Wilayah Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Lampung serta Perguruan Tinggi Swasta se-Kopertis Wilayah II.Bersama pembicara, peserta berdiskusi tentang SPM Dikti, SPMI, Standar Nasional Dikti, SPME atau Akreditasi, dan PD Dikti.

Sementara itu, Rektor Darmajaya, Ir. Firmansyah Y Alfian, MBA., MSc menuturkan, saat ini Indonesia telah masuk dalam era Masyarakat Ekonomia ASEAN (MEA). Salah satu dampak globalisasi adalah meningkatnya peluang kerja, tetapi dibarengi dengan semakin ketatnya persaingan dalam memperoleh pekerjaan.

“Mengingat persyaratan kerja akan terus berubah dan persaingan untuk memperoleh pekerjaan akan semakin ketat akibat globalisasi. Maka sistem penyelenggaraan perguruan tinggi harus mampu secara kontinyu  mengantisipasi dinamika perubahan-perubahan tersebut,  agar lulusannya mempunyai daya saing tinggi,” terangnya.

Firmansyah melanjutkan, keadaan tersebut menunjukkan pentingnya penerapan sistem penjaminan mutu dalam proses penyelenggaraan pendidikan tinggi.Mutu   dapatdiartikan  sesuaidengan  standar, sesuaidenganapa yang dijanjikandansemuakarakteristikprodukatau layanan sesuai dengan yang diharapkanpelanggan, danpihak-pihakterkait.

“Untuk kami sendiri, tahun 2009, Darmajayamasukdalam 58 perguruantinggiterbaik se-Indonesia dalamevaluasi SPMI KemeristekDikti. Darmajayamerupakansalahsatudari 5 perguruantingginegeridanswasta se Sumatera dansatu-satunyaperguruantinggi di Provinsi Lampung,” ungkapnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *