Hima Stekom Latih Mahasiswa Darmajaya Rancang Sensor Anti Maling

Bandar Lampung – Sebanyak 52 mahasiswa jurusan Sistem Komputer dan Teknik Komputer Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya nampak serius dan terampil saat merancang alat sensor anti maling. Hal ini dilakukan mereka ketika mengikuti pelatihan dasar elektro yang digelar Himpunan Mahasiswa (Hima) Sistem Komputer dan Teknik Komputer (Stekom) IBI Darmajaya, di kampus setempat, Sabtu (30/01).

Dosen IBI Darmajaya, Dodi Yudo Styawan, S.Si., MTI saat menjadi memateri pada kegiatan tersebut mengatakan, sensor anti maling yang dirancang ini menggunakan sensor PIR (Passive Infra Red) dan bekerja mendeteksi keberadaan manusia melalui perubahan pancaran inframerah dengan jarak maksimal 5 meter.

“Jarak deteksi bisa diatur sesuai kebutuhan, namun semakin dekat jarak pancaran inframerah maka semakin besar tingkat sensitifitas alatnya, sebaliknya semakin jauh jarak pancarannya maka akan berkurang tingkat sensitifitas saat mendeteksi keberadaan manusia,” terang Dodi.

Lanjutnya, ketika keberadaan manusia terdeteksi maka alat akan mengeluarkan suara. Volume dan waktu alarm berbunyi juga dapat diatur sesuai kebutuhan.

“Sensor anti maling ini dipasang pada pintu atau gerbang rumah dan diaktifkan disaat malam hari atau ketika pemilik rumah pergi. Agar tidak mengganggu warga sekitar rumah, besar kecilnya suara alarm bisa diatur, begitupula ketika objek tidak lagi berada diarea sensor maka alarm akan berhenti otomatis sesuai dengan pengaturan waktunya,” paparnya.

Dosen jurusan Sistem Komputer dan Teknik Komputer ini menuturkan, pelatihan ini bertujuan untuk membekali mahasiswa baru jurusan Sistem Komputer dan Teknik Komputer IBI Darmajaya pengetahuan dasar elektro. Diungkapnya, peserta saat ini masih menjadi mahasiswa semester awal yang baru mendapat matakuliah dasar, dan matakuliah jurusan baru diperoleh pada semester 2, karena itu kegiatan ini diharapkan dapat mengenalkan sekaligus melatih keterampilan mahasiswa dalam menggunakan peralatan elektro.

Mahasiswa dilatih membuat sensor anti maling karena rancangan alat ini cukup sederhana, dan biayanya pembuatannya juga relatif terjangkau yakni Rp 120 ribu. Alat ini juga besar manfaatnya dan dibutuhkan masyarakat, saya berharap beberapa alat sensor anti maling karya mereka ini dapat dijual, sehingga dapat melatih jiwa technopreneur mahasiswa,” harapnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Sumber Daya, Muprihan Thaib, S.Sos., MM mengapresiasi kegiatan Hima Stekom tersebut. Dikatakannya, pelatihan ini menunjukan bahwa organisasi kemahasiswa tidak hanya sebagai wadah menyalurkan minat bakat mahasiswa saja, tetapi juga sebagai tempat sharing ilmu, menambah pengetahuan, dan menunjang prestasi akademik bagi anggotanya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *