IBI Darmajaya dan Diskominfo Lampung Lawatan ke Surabaya

IBI Darmajaya dan Diskominfo Lampung Lawatan ke Surabaya

IBI Darmajaya menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta dari Lampung yang mendampingi studi banding Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Provinsi Lampung ke Dinas Kominfo Surabaya, Jawa Timur pada 28-31 Mei kemarin. Sumber daya manusia yang dimiliki IBI Darmajaya mampu mendukung program pemerintah provinsi maupun kota untuk mendapatkanpemeringkatan teratas. Sehingga, IBI Darmajaya merupakan kampus pertama di Lampung yang memiliki Program Studi Magister Teknik Informatika dan memiliki program studi S1 Teknik Informatika dan istem Informasi. Hal inilah yang mendasari sumber daya manusia IBI Darmajaya mendapat kepercayaan turut berpartisipasi dalam lawatan ke  Surabaya tersebut. Di Surabaya rombongan diterima oleh Dinas Kominfo Surabaya Jawa Timur.

“Abad ke-21 merupakan suatu era modern yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (baca:TIK) yang sedemikian pesat. Implementasi aplikasi TIK di berbagai aspek kehidupan masyarakat seperti dalam domain politik, sosial, ekonomi, budaya, ideologi, politik, dan pertahanan keamanan telah merubah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Manfaat penerapan TIK yang dirasakan oleh beragam sektor industri seperti pendidikan, kesehatan, manufaktur, perbankan, keuangan, transportasi, retail dan distribusi, pariwisata, serta jasa-jasa lainnya menunjukkan bagaimana teknologi ini akan senantiasa berkembang dan diadopsi oleh seluruh individu dan komunitas. Data dari berbagai hasil penelitian lembaga independen dunia paling tidak memperlihatkan bahwa per tahun 2010, satu dari 4 hingga 5 penduduk dunia telah terhubung ke internet melalui penggunaan TIK,” papar dosen IBI Darmajaya M. Said Hasibuan, M.Kom yang termasuk dalam rombongan lawatan yang juga Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (Aptikom) Provinsi Lampung.

Diteruskan Said,  bahwa statistik memperlihatkan bahwa pertumbuhan jumlah pengguna TIK, nilai transaksi elektronik, penjualan piranti teknologi informasi/komunikasi, penerapan teknologi berbasis internet, dan hal-hal lain yang terkait dengan perkembangan TIK memperlihatkan akselerasi peningkatan secara signifikan. Pertumbuhan signifikan ini menjadi landasan akan adanya tren pemanfaatan TIK secara lebih massif di seluruh komunitas dunia. The World Summit on Information Society (WSIS) menamakan kumpulan individu tersebut sebagai “komunitas digital”, yang secara bebas didefinisikan sebagai “… masyarakat yang hidup di suatu era dimana kemajuan teknologi digital yang sedemikian pesat menyebabkan terjadinya revolusi secara masif dan signifikan terhadap prinsip, nilai, paradigma berpikir, perilaku, serta pola tindak manusia dalam menyikapi kehidupannya di segala bidang…”

“Saat ini  masyarakat ini hidup dalam lingkungan yang serba dipenuhi oleh “teknologi digital” yang merupakan suatu perkembangan TIK dengan karakteristik/kapabilitas utama yakni kemampuan mengkonversi representasi suatu entitas atau proses ke dalam berkas berbasis elektronik (file) sehingga secara prinsip dan esensial mampu menghapuskan batas-batas ruang dan waktu yang selama ini dikenal membatasi gerak gerik keleluasan manusia dalam melakukan berbagai aktivitas kehidupannya,” tambah Said.  Dengan kata lain, melalui penerapan TIK, manusia dapat dengan mudah melakukan aktivitas kehidupannya sehari-hari dari mana saja, kapan saja, dan dengan menggunakan apa saja secara realtime dan online. Dalam konteks ini, batasan geografis menjadi hilang dengan adanya jejaring internet; sementara keterbatasan sifat-sifat komponen fisik menjadi sirna karena kemampuan teknologi dalam mendigitalisasi berkas/teks, gambar/citra, suara/audio, maupun film/video.

“Oleh karena itulah maka melalui forum WSIS yang diselenggarakan di Jenewa dan Tunisia melahirkan sejumlah kesepakatan untuk mempercepat pembentukan komunitas digital dengan menetapkan tahun 2015 sebagai milestone pertama yang “mengikat” seluruh negara yang meratifikasi serta mengadopsi hasil-hasil kedua pertemuan mulitilateral tersebut – seperti halnya Indonesia,” paparnya.

Dalam implementasinya di Indonesia ada 2 pemeringkatan bergengsi dalam ICT telah dilakukan kementrian Kominfo. Sebagai informasi Provinsi Lampung pada tahun 2011 mendapat peringkat 17 dari 33 provinsi dalam Pemeringkatan PEGI (Peringkatan E- Government Indonesia). Pada Tahun 2011 juga telah dilakukan pemeringkatan  ICT Pura,namun tidak satupun kabupaten kota yang masuk nominasi.

Peringkatan e-government melakukan evaluasi terhadap 5 aspek yakni, Kebijakan, Kelembagaan, Infrastruktur, Aplikasi, dan Perencanaan. Sedangkan ICT Pura melakukan evaluasi pemetaan Kabupaten Kota terhadap pengembangan ICT di daerah nya. Ada 4 aspek yang di evaluasi yakni ICT USE : Kebutuhan dan Tata Kelola (Suprastruktur), ICT Readiness : Infrastruktur, ICT Capability : Sumber Daya Manusia, serta ICT Impact : Manfaat ICT.  Kolaborasi Akademik , Business dan Government akan mampu membantu keterpurukan pemberdayaan ICT di provinsi/kabupaten/ kota yang ada di Lampung. Melalui kolaborasi ini komitmen dan konsistensi kedepan dalam pengembangan ICT akan tercapai oleh karena itu kami dari IBI Darmajaya merasa bangga mendapatkan kepercayaan dan kesempatan untuk ikut serta dalam pemberdayaan dan peningkatan ICT di Provinsi Lampung,” tandas Said.

Said menambahkan saat ini IBI Darmajaya tengah menerapkan program pelatihan komputer kepada aparat kepolisian, juga turut berperan dalam program PNPM Mandiri. Hal tersebut sejalan dengan kesepakatan dalam forum WSIS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *