IBI Darmajaya Teken Mou Dengan Indonesia Honeynet Project

IBI Darmajaya Teken Mou Dengan Indonesia Honeynet Project

Bandar Lampung – Upaya meningkatkan kapasitas institusi dan pengembangan sumberdaya manusia dibidang system informasi dan teknologi komunikasi terus dilakukan IBI Darmajaya.

Bertempat di Aula Gedung Pascasarjana IBI Darmajaya, Rabu (10/06) kampus biru ini menandatangani perjanjian kerjasama dengan Indonesia Honeynet Project dibidang penelitian bersama dan pengabdian masyarakat.

Penandatangan Mou dilakukan pada kegiatan Seminar dan Workshop Peningkatan Tanggap Darurat Honeynet Terhadap Serangan Malware Nasional yang diselenggarakan UPT Pelatihan IBI Darmajaya bekerjasama dengan Direktorat Keamanan Informasi Kementrian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO) Republik Indonesia.

Kegiatan ini dihadiri Ketua Honeynet Indonesia Charles Lim, Msc., Perwakilan Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Ir. Riki Arif Gunawan., M.Sc., Ketua Indonesia Academic Computer Security Incident Response Team (Csirt) IGN Mantra, dan Perwakilan Indonesia Academic Computer Security Incident Response Team (ID Cert) Setia Juli Irzal Ismail.

Dalam sambutannya, Rektor IBI Darmajaya Dr. Andi Desfiandi, S.E.,M.A. menuturkan dibutuhkan langkah kongkret untuk menghadapi globalisasi. Kerjasama dengan perguruan tinggi dengan pihak pemerintah, swasta, maupun perguruan tinggi luar negeri menjadi bukti nyata suport IBI Darmajaya dalam melahirkan generasi yang kompeten, dan berdaya saing global.

“Kerjasama ini dilakukan sebagai wujud hubungan baik antara IBI Darmajaya dengan Indonesia Honeynet Project dalam membekali mahasiswa dan lulusan untuk meningkatkan daya saingnya. Salah satunya dengan mengadakan seminar dan workshop seperti ini,” ujarnya.

Menurutnya, walware begitu penting untuk diantisipasi, karena malware merupakan kode atau software yang didesain secara khusus untuk menggangu, merusak, mencuri atau memberikan dampak negatif lain terhadap data atau jaringan.

“Saat ini dengan begitu tingginya akses internet membuat siapa saja bisa berlaku jahat dan tidak bertanggung jawab. Kejahatan cyber tidak lagi hanya menyerang korporasi tetapi juga telah menyerang situs web dan system informasi milik pemerintah. Seluruh data yang saat ini kita miliki, yang telah disimpan dan di hubungkan ke Tekhnologi informasi menjadi tidak aman dan beresiko terserang malware,” ungkapnya.

Andi berharap, melalui seminar dan workshop tersebut, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keamanan terutama menjaga serangan berbasis malware, meningkatnya pengetahuan mengenai honeynet tools, dan pengetahuan untuk mengantisipasi serangan malware yang bersifat umum maupun terpusat pada organisasi tertentu.

“Secara khusus pula, saya berharap melalui kegiatan ini akan membekali mahasiswa dan lulusan IBI Darmajaya untuk meningkatkan daya saingnya. Dengan bergabungnya IBI Darmajaya dalam ASEAN Community beberapa waktu lalu, tentu menuntut mahasiswa dan lulusan untuk dapat ambil bagian dalam membangun kesadaran terhadap pentingnya mengantisipasi serangan malware di tingkat ASEAN,” pungkasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *