IFL GANDENG IBI DARMAJAYA GELAR SUMATERA PEACE SUMMIT

IFL GANDENG IBI DARMAJAYA GELAR SUMATERA PEACE SUMMIT

BANDAR LAMPUNG – Sebagai daerah yang majemuk, dengan latar belakang penduduk yang berbeda-beda, baik dari segi budaya, agama maupun bahasa membuat Propinsi Sumatera khususnya Lampung rawan terjadinya gesekan dan konflik.

Mengantisipasi hal tersebut, Indonesia Future Leaders (IFL) Lampung disuport IBI Darmajaya mengadakan Sumatera Peace Summit, kemarin (17/1). Berlangsung di aula gedung Pascasarjana IBI Darmajaya, kegiatan ini diikuti ratusan pelajar dan mahasiswa se-Indonesia dengan tujuan untuk membangun prejudice-free zone di Sumatera.

Ketua projek kegiatan ini, Hetty S. Samosir mengatakan ada empat kegiatan utama pada Sumatera Peace Summit, yaitu konferensi peace and conflict resolution, poster making competition, essay writing competition dan roadshow ke sekolah-sekolah padalaman.

“Melalui kegiatan ini, kami ingin menyebarkan semangat perdamaian dan toleransi kepada seluruh masyarakat di Sumatera, yang akan kami mulai dengan pemuda-pemudi dari berbagai sekolah dan universitas di Sumatera.” katanya.
Kegiatan ini, kata dia, juga untuk mempromosikan toleransi dan meningkatkan semangat Bhineka Tunggal Ika untuk beberapa alasan untuk menginspirasi generasi muda dan masyarakat akan pentingnya kerja sama dan berbagi antar satu sama lain.

“Kami harap Sumatera Peace Summit dapat meningkatkan pemahaman pemuda khususnya di Sumatera tentang penyebab konflik yang terjadi di masyarakat, dan penyelesaian konflik, serta ada jaringan baru yang akan bekerja untuk program Sumatera Peace Summit di masa depan.” Ucap Hetty.

Kegiatan Sumatera Peace Summit diisi dengan dialog yang dibawakan oleh Mikel Aguirre Indiaquez dari UNISCO yang mengusung tema “building oeace in the minds of men and women”. Pada kesempatan tersebut, Mikel menuturkan upaya membangun perdamaian bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab semua masyarakatnya.

Terlebih, kata dia, Indonesia adalah negara yang majemuk dengan latar belakang penduduknya dan kekayaan budaya yang berbeda-beda. “But peace is not just the responsibility of government, but as of the younger generation, you should all be taking part in the process of achieving that goal.” paparnya.

Sementara itu Rektor IBI Darmajaya, DR.Andi Desfiandi, S.E.,M.A mengatakan kegiatan Sumatera Peace Summit sangat bermanfaat dalam menumbuhkan semangat toleransi dan perdamaian di Sumatera dan Lampung pada khususnya.

“Kami percaya bahwa pemuda harus mendapat kesempatan untuk belajar dan mengembangkan potensi diri, selaku generasi penerus Indonesia untuk mempelajari toleransi dan penyelesaian konflik di tengah lingkungan Sumatera yang majemuk, khususnya di Lampung” ujar Andi. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *