Jitu Melihat Peluang, Mahasiswa IBI Darmajaya Tekuni Usaha Keripik Tahu

BANDAR LAMPUNG – Siapa yang tak kenal Tahu? Ketika mendengar namanya, mungkin yang akan terbayang dalam benak kita adalah lauk pengganti tempe atau ikan. Tetapi tahukah Anda, ditangan Anggi Ardiansyah, salah satu mahasiswa Information and Bussines Institue (IBI) Darmajaya, tahu dapat diolah menjadi makanan ringan yang gurih dan lezat.

Mahasiswa semester 8 jurusan manajemen ini berhasil menyulap tahu menjadi keripik yang kemudian ia namai ‘Keripik Tahu Budijhozz’. Anggi, demikian sapaan akrabnya, menuturkan memilih tahu sebagai bahan baku keripik, karena menurutnya tahu sudah menjadi cirri khas Indonesia selain tempe. Tahu tidak hanya dimakan bersama makanan utama saja, tetapi juga bisa dibuat camilan ringan diwaktu senggang.

“Tahu sudah sangat akrab dilidah masyarakat kita. sehingga banyak peluang bisnis yang bisa dikembangkan. Namun tahu biasanya hanya diolah untuk makanan rumah saja, padahal bisa dibuat variannya seperti keripik tahu.” ungkap Anggi, Sabtu (15/2).

Saat memulai bisnisnya, Anggi membekali diri dengan survey kecil-kecilan tentang usaha keripik di Lampung. Setelah menjalani masa percobaan selama dua bulan, kini ia makin mantap mengembangkan usahanya tersebut. Selain berinovasi dalam rasa, pihaknya juga berupaya memasarkan produknya lebih luas lagi.

Diakui pemuda kelahiran 8 November 1991 ini, membuat keripik tahu tidaklah semudah membuat keripik pada umumnya. “Pertama, kita harus jeli memilih tahu. Kondisinya harus baik, agar ketika diiris tidak hancur. Saat menggoreng kita juga harus hati-hati, karena teksturnya yang lembek dan mudah rusak. Awal-awal produksi, saya cukup kesulitan menciptakan bentuk sempurna. Banyak yang rusak, jadi harus lebih hati-hati” cerita Anggi.

Menurutnya peluang pasar keripik tahu ini sangat baik, mengingat jumlah peminat cemilan keripik cukup banyak ditambah tingkat persaingan yang masih rendah. Penyuka olahraga renang ini menambahkan, satu bungkus keripik ia hargai Rp.5000. Selain dipasarkan ke warung-warung, ia mencoba mengenalkan produknya melalui media online.

“Tahu dan keripik, sama-sama identik dengan Indonesia. Selain itu, keripik tahu juga terbilang langka. Mungkin kerupuk tahu banyak, tapi kalau keripik masih langka. Saya pikir ini bisa menjadi peluang bisnis baru di Lampung” ujar Anggi.

Meski baru merintis, mahasiswa yang mengambil jurusan Manajemen di IBI Darmajaya ini mengaku akan serius menekuni usaha tersebut. Ia berharap keripik tahu buatanya dapat diminati masyarakat dan diterima dipasaran. “Saya akan terus berusaha mengembangkan usaha ini, seperti memperbaiki kemasan, melengkapi surat izin standar kesehatan makanan dan mengembangkan pasar lebih luas lagi.” Pungkasnya.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan IBI Darmajaya Novita Sari, S. Sos., M.M. memberikan apresiasinya. Dikatakan Novi, IBI Darmajaya tak hanya berupaya mengembangkan mahasiswa dengan prestasi akademik dan non akademik, tetapi juga dibidang entrepreneur.

“Kami mengapresiasi segala kreativitas mahasiswa dalam melakukan penelitian termasuk penelitian dibidang entrepreneur. IBI Darmajaya juga siap membantu mengembangkan bisnis mahasiswa melalui lembaga pusat pelatihan inkubitek, yang berperan mendampingi dan memberikan pelatihan entrepreneur pada mahasiswa. Mudah-mudahan hal ini akan merangsang mahasiswa untuk berprestasi dibidang ekonomi dan bisnis.” harapnya. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *