Low Profile Beatbox Family Pukau Penonton Bikineuphoria Darmajaya

Low Profile Beatbox Family Pukau Penonton Bikineuphoria Darmajaya

Bandar Lampung – Puluhan pasang mata penonton terpukau oleh penampilan komunitas Low Profile Beatbox Family (LPBF) pada acara Bikineuphoria 2015 yang diselenggarakan Unit Kemahasiswaan Bidang Seni (UKMBS) Musik di Lapangan Basket Institut Informasi dan Bisnis (IBI) Darmajaya, Jumat (17/04).

Empat anggota LPBF yang tampil, saling mengeluarkan suara yang bernada seolah sedang memainkan alat musik. Layaknya DJ (Disc Jockey), dentuman suara yang keluar dari mulut mereka semakin berirama. Sontak iringan tepuk tangan dari para penonton terdengar saling bersautan.

Selain LPBF, 17 band musik lainnya turut meramaikan Bikineuphoria 2015, seperti Doctor African, Independent Kidz, Spion Kanan, dan Kobal Jamming. Even ini juga diisi dengan bazaar dan community expo. Komunitas yang berpartisispasi diantaranya Indonesian Sneakers Team, Pet Lovers Lampung, Chelsea Lampung, dan Komunitas Reggae Lampung. Sementara bazar diikuti oleh beberapa usaha kuliner, batu akik, serta pakaian seperti Allwise, Lemmybover, Donkin Donut, Pop Mie, dan Raja Sosis. Bikineuphoria 2015 merupakan acara yang digelar UKMBS Musik dalam rangka memeriahkan Diesnatalis IBI Darmajaya ke 18 yang puncaknya akan jatuh ada Juni mendatang.

Ketua Umum LPBF Jerry Christopher mengatakan komunitasnya diresmikan oleh Rektor IBI Darmajaya, Dr. Andi Desfiandi, SE. MA. sejak Oktober 2013. “Low Profile Beatbox Family (LPBF) terbentuk karena melihat peminat beatbox di kampus Darmajaya cukup besar. Saat ini, seni menirukan berbagai jenis suara yang hanya menggunakan mulut tanpa menggunakan alat musik sedang trend di kalangan remaja dan pemuda,” ujarnya.

Low Profile Beatbox Family (LPBF) yang beranggota 35 mahasiswa ini rutin melakukan latihan setiap hari Sabtu dan Minggu di Pasar Seni Enggal Bandar Lampung “Kami juga sering menghadiri even-even beatbox di Lampung, guna berbagi ilmu dan menambah kemampuan skill bermain dibidang ini. Bahkan tidak jarang kami diundang untuk menjadi guest star dan special performance pada festival musik diluar Kampus Darmajaya,” tutur Jerry.

Menurutnya untuk mempelajari teknik beatbox bukanlah hal yang mudah. Kendati demikian, diperlukan ketekunan, dan kerja keras untuk mempelajari beatbox. Efek suara drum, terompet, bas, dan lainnya dihasilkan oleh instrument utama yakni mulut dan dibantu dengan tangan. “Belajar beatbox itu susah-susah gampang. Meskipun modalnya cuma bibir dan mulut, namun dibutuhkan teknik yang cukup sulit. Asik dan keseruan bermain beatbox terletak pada kebebasan para beatboxer untuk mengeksplorasi lagu,” terangnya.

Tahap dasar mempelajari beatbox yaitu BTK (Bass Drum-Hi Hat-Snare). Tahap berikutnya yakni BTPF (Bass-Hi Hat-Classic Snare). Kemudian efek robot dan lipp-roll, dimana butuh belajar banyak untuk mempelajari level ini. “Ya, butuh belajar lebih lagi, seperti main musik, kita belajar tempo, nada,dan dinamikanya,” tandasnya.

Sementara itu, mewakili Rektor IBI Darmajaya Dr. Andi Desfiandi, SE. MA., Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pengembangan Sumber Daya, Novita Sari, S.Sos.M.M. menuturkan IBI Darmajaya terus berupaya untuk tetap konsisten memberikan kesempatan dan ruang gerak bagi pertumbuhan organisasi para mahasiswa dan menyediakan sarana menyalurkan minat dan bakat mahasiswa di bidang seni, olahraga, budaya, sosial, dan keagamaan.

“Kami terbuka dan siap memfasilitasi apapun minat dan bakat mahasiswa, selama itu positif. Selain UKM dan HIMA, kami memfasilitasi mahasiswa yang ingin membentuk komunitas. Seperti komunitas beatbox ini, mudah-mudahan bisa menjadi wadah positif bagi mahasiswa pecinta beatbox untuk menyalurkan hoby mereka” tandasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *