Mahasiswa IBI Darmajaya Kembangkan “Kopilani” Kopi Luwak Fermentasi

Mahasiswa IBI Darmajaya Kembangkan “Kopilani” Kopi Luwak Fermentasi

BANDAR LAMPUNGMahasiswa Information and Bussines Institute (IBI) Darmajaya terus memupuk dirinya untuk dapat berprestasi tak hanya dibidang akademik tetapi juga bisa menjadi entrepreneur- entrepreneur muda yang berbakat. Produk ‘Kopilani’ menjadi salah satu bukti kreativitas mahasiswa IBI Darmajaya dalam membangun usaha sejak dini di bangku perkuliahan.

Suroyo, salah satu penggagas produk tersebut mengatakan bermula dari salah seorang rekannya yang sedang mengembangkan kopi luwak hasil fermentasi buatan, membuat ia bersama rekan-rekannya sesama mahasiswa mencoba membuat produk kopi dengan inovasi yang berbeda. Menurutnya Kopilani merupakan terobosan baru dalam menghasilkan kopi luwak tanpa memanfaatkan luwak.

“Prinsip kerja fermentor ini adalah reaksi enzimatis dan fermentasi microbial yang terjadi alami di dalam saluran pencernaan hewan luwak. Kandungan dan rasanya sama persis dengan kopi yang diproses alami dalam perut luwak. Disini kami mendapatkan pendampingan dari incubator bisnis dan teknologi (Inkubitek) Darmajaya untuk masalah manajemen dan pengembangan pasar” jelas Suroyo, Rabu (5/2).

Mahasiswa jurusan manajemen semester lima ini menambahkan, Kopilani memiliki beberapa keunggulan dibandingkan kopi yang memanfaatkan luwak, antara lain lebih mudah diproduksi dalam skala besar, kualitas produk terkontrol secara baik, harga ekonomis dan tidak merusak kelestarian populasi hewan luwak.

“Selama ini juga masih ada pro dan kontra tentang kehalalan kopi luwak lantaran kopinya bercampur dengan kotoran luwak. Dengan adanya kopi luwak hasil fermentasi buatan, mereka tak perlu meragukan lagi masalah tersebut, karena Kopilani lebih higienis karena tidak menggunakan luwak” katanya.

Dibutuhkan perencanaan yang matang untuk mengembangkan produknya tersebut. Diakui Suroyo, saat ini pihaknya baru tahap pengenalan dan promosi ke konsumen. Produksi skala besar, kemungkin dilakukan setelah adanya kerjasama-kerjsama yang terjalin dengan pihak retailer. Saat ini, pihaknya baru memproduksi kemasan 100 gram dengan harga Rp.45.000 per bungkus.

Masalah menajemen, disebutkan mahasiswa yang juga aktif berorganisasi ini, sepenuhnya dipegang oleh mahasiswa yang dibantu Inkubitek IBI Darmajaya. “Kami berdelapan, terdiri mahasiswa bersama-sama mengembangkan Kopilani. Ada yang berperan sebagai marketing, keuangan, bagian produksi, desain kemasan dan komisaris. Saat ini sudah ada beberapa pusat pembelanjaan dan kafe yang siap memasarkan dan menggunakan produk kita. Mudah-mudahan produk kita bisa diterima lebih luas lagi” harap Suroyo yang juga berencana memproduksi Kopilani Blackcoffe dengan bahan baku 100% kopi Robusta.

Sementara itu, Kepala Lembaga Pengembangan Sumber Daya (LPSD) IBI Darmajaya, Andri Winata, SE., M.Sc, menuturkan Kopilani merupakan produk dari proses pembelajaran bisnis yang melibatkan inkubitek IBI Darmajaya dan mahasiswa. Hal ini sesuai dengan visi Darmajaya untuk menciptakan entrepreneur dari kalangan mahasiswa.

Menurutnya, salah satu program inkubitek adalah melakukan pembinaan, pelatihan dan pendampingan bisnis baik internal maupun eksternal kampus. “Selama ini kami memberikan pendampingan kepada mahasiswa yang ingin terjun di dunia bisnis. Tak hanya mahasiswa, pendampingan juga berlaku bagi masyarakat luar yang ingin mengembangkan usahanya.” ujar Andri.

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pengembangan Sumber Daya IBI Darmajaya, Novita Sari, S. Sos., M.M, memberikan apresiasinya. Dikatakan Novi, IBI Darmajaya tak hanya berupaya mengembangkan mahasiswa dengan prestasi akademik dan non akademik, tetapi juga dibidang entrepreneur.

“Menanamkan jiwa entrepreneur penting dilakukan dalam menumbuhkan potensi mahasiswa dibidang bisnis. Dengan ini diharapkan dapat melahirkan generasi-generasi yang tak hanya bisa mencari kerja, tetapi juga mampu menciptakan lapangan kerja bagi orang lain” harapnya (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *