Mahasiswa IBI Darmajaya Tekuni Usaha Maket Miniatur Gedung

BANDARLAMPUNG – Tergiur dengan peluang bisnis yang cukup menjanjikan, dua mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya yakni Toni Wijaya dan Deni Yuharno mencoba peruntungan dengan terjun menggeluti usaha maket miniatur gedung.

Dengan memanfaatkan alat-alat sederhana seperti kertas foto, steorofom, kaca, plastik, dan kapas, kedua mahasiswa jurusan akuntansi ini berhasil menyulap perlengkapan tersebut menjadi miniatur bangunan yang indah dan bernilai seni, serupa dengan aslinya.

Masih minimnya pengrajin yang menggeluti usaha ini, membuatnya tertarik untuk terjun di usaha tersebut.
“Awalnya hanya coba-coba, karena saya menilai bisnis ini cukup menjanjikan dengan minimnya kompetitor di Lampung. Belum banyak yang menggeluti usaha ini, mudah-mudahan ini bisa menjadi peluang bisnis yang bagus” ungkap Toni didampingi Deni, kemarin (10/5).

Maket gedung merupakan sebuah bentuk model miniatur dari desain gambar maket gedung yang telah dirancang atau yang akan dibangun. Sebagai permulaan, Toni mencoba merancang maket miniatur IBI Darmajaya dari berbagai ukuran yang ia jual dengan beberapa pilihan harga.

Untuk ukuran paling kecil yakni 15×12 cm dihargai Rp.40 ribu, ukuran sedang kualitas biasa Rp.500 ribu dan Rp.800 ribu untuk kualitas bagus. Sementara untuk miniatur lengkap dengan meja dan kaca berkualitas, harganya mencapai Rp.8 juta.

Membuat maket, diakui pria kelahiran 23 tahun lalu ini tidaklah mudah. Disamping prosesnya yang memakan waktu cukup lama, membuat maket juga membutuhkan ketelitian. Sebelum maket dibuat, Ia juga harus melakukan survei untuk memastikan bentuk gedung, lokasi, ukuran dan jarak. Pada tahap ini, ia memanfaatkan kamera untuk pengambilan gambar setiap lokasi.

“Setelah gambar didapat, tahap selanjutnya yakni desain. Ini bagian tersulit, karena saya harus memperhatikan ukuran, lokasi dan bentuk gedung secara detail . Pada tahap ini, saya bisa menghabiskan waktu satu bulan. Baru setelah itu dibuat miniaturnya. Proses ini juga cukup rumit karena kita harus benar-benar teliti” paparnya.

Meski baru enam bulan melakoni usaha ini, namun baik Toni maupun Deni mengaku optimis karya nya bisa disukai konsumen. “Sejauh ini responnya cukup bagus, mereka suka dengan karya kami. Namun sejauh ini memang baru tahap pengenalan, kami belum produksi masal. Mudah-mudahan seiring waktu, karya kami bisa lebih disukai dan diterima masyarakat luas” ujar Toni yang juga pendiri Indonesia Lapak Kreatif (ILK) Lampung ini.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pengembangan Sumber Daya, Novita Sari, S.Sos.MM. menuturkan IBI Darmajaya selalu mendorong mahasiswa untuk berkreativitas dan menghasilkan karya yang bermanfaat. Mahasiswa, kata dia, tak hanya dituntut cerdas dibidang akademik, tetapi juga dibidang lainnya diluar non akademik.

“Yang tak kalah penting adalah menumbuhkan jiwa-jiwa entrepreneur di kalangan mahasiswa. Apa yang dilakukan Toni dan Deni menjadi bukti bahwa budaya entrepreneur sudah menyentuh mahasiswa-mahasiswa kami. Mudah-mudahan ini bisa menjadi contoh bagi mahasiswa lainnya dalam berkreativitas” pungkasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *