Mahasiswa Thailand IIB Darmajaya Kenalkan Suku Asli Thai

Mahasiswa Thailand IIB Darmajaya Kenalkan Suku Asli Thai

64
<
>

BANDARLAMPUNGMahasiswa Pascasarjana Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya asal Thailand mengenalkan bahasa dan suku negaranya.

Imron Samae dan Rusdee Chemoh mengenalkannya dalam culture sharing melalui platform zoom Kamis, (12/11/20). Acara dipandu langsung Kepala Bagian Hubungan Internasional IIB Darmajaya Muhammad Dwiyan Aditiya.

Imron mengatakan bahasa Thailand Selatan dengan Malaysia tidak jauh berbeda. “Malaysia yang berada di Kedah, Kelantan, dan Perak hampir sama bahasanya. Untuk bahasa di Pattani juga tidak jauh berbeda dengan bahasa Melayu seperti di Palembang,” ungkapnya.

Menurutnya, aksen dan dialog “nak” pada awal kata atau “no” pada akhir kata juga sama dengan warga Palembang.“Pakai Nak dan Sayou. Nak kemano dan Sayou mao,” kata Imron yang diamini oleh Rusdee.

Imron juga menjelaskan bahwa suku-suku di Thailand juga tidak jauh berbeda dengan di Pulau Sumatera. “Suku Melayu di Utara dan Selatan Thailand. Pakaian adatnya juga tidak jauh berbeda dengan beberapa suku di Sumatera,”ujarnya.

Selain Melayu, kata Imron, suku Kariang merupakan suku yang terkenal di Thailand. “Beragama Budha dan mengenakan gelang dilehernya. Usia 10 tahun telah mengenakan gelang di leher. Ada juga suku Mon, beragama

Budha dan bahasanya belakangnya dengan akhiran “o” seperti “Nak kemano” dengan pakaian ciri khas berwarna merah dan putih,” bebernya.

Imron dan Rusdee menuturkan suku asli Thailand merupakan suku Thai. “Dalam penyebaran agama juga terdapat banyak peninggalan seperti masjid yang dibuat dari tumpukan kayu tanpa paku. Jadi disusun-susun membentuk tembok hingga ke atas,” imbuhnya.

Sementara, Kepala Bagian Hubungan Internasional IIB Darmajaya, Muhammad Dwiyan Aditya mengatakan culture sharing mahasiswa Pascasarjana ini juga untuk mengenalkan budaya dari Thailand. “Program International Office IIB Darmajaya mengenalkan budaya negara lain kepada masyarakat dan khususnya mahasiswa di kampus The Best,” ungkapnya.

Dwiyan – biasa dia disapa – menerangkan pengenalan budaya dari masing-masing mahasiswa asal luar negeri untuk menambah wawasan mahasiswa Indonesia. “Kampus komitmen untuk memberikan bekal tidak hanya kemampuan akademik berdasarkan kuliah tetapi juga dengan berbagi cerita dan budaya dari mahasiswa asing,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *