Miliki Beragam Home Industry, Alumni Darmajaya Raih Omset Belasan Juta Rupiah

Miliki Beragam Home Industry, Alumni Darmajaya Raih Omset Belasan Juta Rupiah

BANDAR LAMPUNG— Merintis bisnis tidak melulu soal memiliki modal yang besar, namun niat, tekad, kemauan tinggi, dan memulai tindakanlah yang lebih penting. Setidaknya hal itu yang diutarakan Solehan, S.Kom yang sukses mengembangkan beberapa bisnis diantaranya, properti, minuman es tebu, laundry, hingga pemasok kebutuhan ikan lele di Sumatera Selatan. Kini, dengan total omset bisnis belasan juta rupiah per bulan, Alumni Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Darmajaya Jurusan Sistem Informasi tahun 2011 ini pun bercita-cita mewujudkan Lehan Corporation (Lehan Corp.) di masa mendatang.

“Awalnya pada tahun 2009, dengan dukungan Inkubator Bisnis IBI Darmajaya, saya dan teman mendatangi satu persatu tempat kos di sekitar kampus, mendata alamat, harga, fasilitas, kemudian menawarkannya ke mahasiswa baru. Ternyata peminatnya banyak dan peluangnya cukup bagus. Hingga kemudian, beralih menawarkan rumah kontrakan. Alhamdulilah, masih berjalan sampai sekarang ada tujuh rumah kontrakan,” papar Solehan membuka perbincangan, pada Kamis (30/8).

Lehan, sapaan akrab pria kelahiran Sendang Agung Lampung Tengah, 26 tahun lalu ini mengaku jiwa kepemimpinan dan wirausaha terbentuk sejak dirinya aktif mengikuti berbagai unit kegiatan mahasiswa (UKM) di IBI Darmajaya. Mulai Himpunan Mahasiswa Manajemen Informatika dan Sistem Informasi (HIMA MISI) IBI Darmajaya  hingga Komunitas Wirausaha Muda Darmajaya.

“Saya memang hobi berjualan, apalagi sejak bergabung di UKM HIMA MISI. Kami harus mencari ide kreatif untuk mencari dana tambahan seperti membuat spanduk, berjualan makanan di sekitar kampus untuk mengadakan kegiatan organisasi,” ujarnya.

Untuk mengasah minat dan bakatnya di dunia kewirausahaan, Lehan aktif bergabung di komunitas wirausaha di luar kampus seperti Entrepreneur University (EU) Lampung, Entrepreneur Succes Community (ESCO) Lampung, Indonesian Islamic Bisnis Forum (IIBF) Lampung. Dia kerapkali mengikuti seminar yang diadakan komunitas tersebut, tidak hanya sebagai peserta melainkan juga sebagai master of ceremony (MC) atau moderator. “Dari sana saya bertemu dengan teman-teman baru dari kalangan pengusaha, hingga terbersit di benak saya untuk merintis bisnis berkonsep Koprasi Lele Lehan,” tutur peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,41 ini.

Menurutnya, Koprasi Lele Lehan yang berlokasi di di Kalirejo Lampung Tengah ini memasok kebutuhan Lele di wilayah Sumatra Selatan. Lehan menjelaskan, dalam mengumpulkan modal, pihaknya menerapkan sistem bagi hasil, yaitu para investor sebagai pemilik modal akan menyertakan sejumlah dana yang siap digunakan dalam pembudidayaan ikan lele hingga panen. Pembagian hasil dengan ketentuan 40 persen bagi penyerta modal dan 60 persen untuk pengelola dari keuntungan yang didapat setiap periode panen dengan kontrak selama dua tahun. Masing-masing investor bisa menyertakan modal dengan kapasitas pembenihan lima ribu ekor lele atau Rp 5 juta per kolam. “Sebagai tempat budidaya dan distributor lele, Koprasi Lele Lehan terus berusaha meningkatkan produksi ikan lele dengan pemberdayaan jumlah kolam yang ada dari para petani,” ujarnya.

Tidak berhenti sampai di situ, ide bisnisnya terus bermunculan seiring berkembangnya usaha Koprasi Lele Lehan. Salah satunya, usaha jasa cuci kiloan atau sering disebut laundry bertajuk “Laundry Leha dan Avica Laundry” yang berlokasi di JL.Bumi Manti II Kelurahan Kampung Baru Kec. Kedaton Bandar Lampung. Lehan membuka usaha di lingkungan tempat tinggalnya, karena menurutnya lingkungan tersebut padat penduduk dan merupakan daerah perkampungan mahasiswa dan pelajar. Selain itu, lokasinya terbilang strategis yakni di dekat jalan raya. “Dari usaha yang sudah dijalankan, rata-rata pelanggan mencapai 15-25 kg per hari dengan harga Rp 4 ribu per kilogram. Modalnya sekitar Rp 14 juta. Itu pun saya dapat patungan dengan teman saya yang punya minat sama untuk berwirausaha,” ujarnya.

Ide usahanya berlanjut ke Gerai Grobak Es Tebu yang berlokasi di halaman usaha laundry-nya. “Di halaman tempat laundry, saya melihat ada tempat kosong yang cukup strategis dan sering dijadikan tempat kumpul-kumpul anak-anak sepulang sekolah. Hingga saya terpikir untuk membuka usaha es tebu, dengan branding eSTM (eS Sari Tebu Murni). Harapan saya usaha ini bisa berkembang menjadi franschise atau kemitraan,” ujarnya. Lehan mengatakan modal awal Gerai Grobak Es Tebu miliknya berkisar Rp 7 juta – Rp 8 juta dengan rata-rata bisa menjual 60-80 gelas per hari dan per gelas seharga Rp 2 ribu. Dia pun meyakinkan usaha apapun yang ingin dilakukan, segeralah direalisasikan, bukan hanya berencana. “Kalau kita mau action, insyallah terbuka jalannya, dan jangan lupa untuk terus berdoa. Tidak perlu takut dengan modal karena itu alasan kesekian, yang penting action dan mulai dari sekarang,” pungkasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *