Mohammad Firdaus “Kuliah di IBI Damajaya Menyenangkan”

Mohammad Firdaus “Kuliah di IBI Damajaya Menyenangkan”

Menelusuri Cerita Pengalaman Pertukaran Mahasiswa IBI Darmajaya-UTeM Malaysia

BANDAR LAMPUNG – Perbedaan kultur, bahasa, makanan dan metode belajar yang ada di Indonesia, khususnya Informatic and Business Institute (IBI) Darmajaya Lampung tak menjadi halangan bagi kelima mahasiswa Universitas Teknikal Malaka (UTeM) Malaysia untuk menempuh pendidikan. Perbedaan, bahkan justru menjadi pelecut bagi Anas Nasri, Faris, Liew Voon Bin, Mohammad Taufik, Mohammad Firdaus dan Wong Wei Yang untuk menjadi lebih baik lagi.

Seperti yang dingkapkan Mohammad Firdaus di sela-sela pelepasan mahasiwa UTeM Malaysia dari IBI Darmajaya belum lama ini. Menurutnya, metode belajar di IBI Darmajaya jauh lebih menyenangkan dibanding masa perkuliahan yang mereka terima selama ini di UTeM. Selain penyampaian materi yang cukup fun, dosen IBI Darmajaya juga dinilai sangat terbuka terhadap kesulitan-kesulitan mahasiswanya.

Firdaus, yang mengambil jurusan Sistem Informasi dalam program student mobbity IBI Darmajaya-UTeM ini menilai metode belajar yang dilakukan IBI Darmajaya lebih fleksibel dan terbuka. “Proses belajar disini sangat menyenangkan, tidak kaku, orang-orangnya juga sangat friendly dan ini membuatkan kami nyaman” ujar Firdaus yang mengaku tak terbiasa naik angkot ini.
Hal ini, lanjutnya, menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi dia dan keempat sahabatnya. Selain mendapat pengalaman baru, dia juga bisa mempelajari kebudayaan dan kesenian bangsa lain, khususnya di Lampung.

“Berkesempatan menempuh study di Negara lain dengan kultur dan bahasa yang sedikit berbeda, tentunya menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Disini saya tidak mengalami kesulitan yang berarti, kami bisa beradaptasi dan belajar banyak tentang kebudayaan dan metode belajar di IBI Darmajaya yang sedikit berbeda dengan UTeM” ungkap Firdaus, kemarin (26/1).

Hal senada diungkapkan Mohammad Taufik. Menurutnya mahasiswa bertubuh tambun ini, mencicipi kuliah di IBI Daramajaya selama satu semester menjadi salah satu pengalaman yang sangat menarik baginya. Satu hal yang mengesankan, kata Taufik, adalah sikap dosen yang begitu terbuka dengan permasalahan mahasiswa.

“Disini kami tidak sulit menemui dosen, baik untuk sekedar bertanya maupun berkonsultasi apapun. Ini membuat kami tak sungkan untuk menyampaikan kesulitan-kesulitan kami. Disini kita bisa belajar kapan pun tanpa harus merasakan tekanan. Sahabat-sahabat disini juga welcome, ramah dan mau membantu” ungkap Taufik.

Pengalaman berbeda dialami Liew Voon Bin yang mengaku sedikit sulit beradaptasi dengan makanan dan system transportasi di Lampung. “Makanan disini sangat pedas, Awal-awal disini juga takut naik angkot, tapi lama-lama menjadi terbiasa” ceritanya.

Namun, diakuinya, kuliah di IBI Darmajaya ia mendapatkan pelajaran akan pentingnya metode belajar yang fun dan tidak formal. “Ini membuat kami tidak tertekan dan tidak sungkan bertanya. Disini kami juga belajar arti kebersamaan, rasa syukur, dan bagaimana berbagi. Teman-teman disini sangat friendly dan ramah-ramah” tutur Liew yang berharap bisa bertemu lagi dengan mahasiswa-mahasiswa IBI Darmajaya.

Wakil Rektor bidang Akademik dan Penelitian, Envermy Vem, M.Sc menuturkan bahwa program Student Mobility di IBI Darmajaya merupakan salah satu bentuk kerjasama Internasional yang dilakukan kampus biru dalam rangka mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi globalisasi dan persaingan internasional. Selain mengirimkan mahasiswa IBI Darmajaya ke luar negeri, kampus yang memiliki dua Fakultas Ekonomi dan Fakultas Komputer ini juga menerima mahasiswa dari Kampus Luar Negeri untuk menjalani perkuliahan 1 semester di IBI Darmajaya(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *