MUHAMMAD KHOIRUDIN, RAIH OMZET JUTAAN RUPIAH DARI JASA PEMBUATAN PIN

BANDARLAMPUNG – Bermodal kecil dan keuntungan besar, bisnis jasa pembuatan pin dan gantungan kunci menjadi pilihan Muhammad Khoirudin, mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya untuk menggeluti dunia usaha. Berbekal modal hanya Rp. 3 juta, kini Udin sudah mampu meraup keuntungan antara Rp. 1 juta – Rp. 2 juta setiap bulannya.

Mahasiswa jurusan Sistem Informasi semester lima ini mengatakan bisnis pembuatan PIN menawarkan keuntungan yang sangat menggiurkan sementara modal relatif kecil. Jika sudah mempunyai komputer dan printer warna, cukup membeli mesin pencetak PIN. Juga tidak perlu keahlian khusus, cukup kemampuan desain menggunakan coreldraw atau photoshop, maka sudah dapat memulai usaha.

“Bisnis membuat PIN menjadi pilihan saya karena selain mudah dan modal tidak besar, resiko juga kecil. Keuntungan dari bisnis pembuatan PIN juga sangat menjanjikan, mencapai 100-300 persen. Disamping itu pemasaran juga cukup mudah, cukup memanfaatkan relasi dan membuka agen di beberapa titik” ungkap Udin, saat ditemui di gedung A kampus setempat, kemarin (11/1).
Menggeluti usaha ini, diakuinya bermula dari pengalamnnya sebagai marketing jasa pembuatan PIN yang ia lakoni selama beberapa tahun. Ia menjajakan jasa pembuatan PIN milik rekannya berdasarkan sistem bagi hasil. Melihat potensi yang begitu menjanjikan, membuatnya memberanikan diri untuk membuka usaha yang sama.

Berbekal pinjaman modal dari temannya sebesar Rp. 3 juta, Udin mendirikan Maspin.org yang berarti mas-mas pembuat PIN. “Banyak konsumen yang tidak tahu nama saya, akhirnya memanggil saya Mas PIN yang kemudian saya jadikan brand usaha ini. Untuk promosi, selain menebar jaringan saya juga mengenalkan produk saya secara online melalui website dan social media. Alhamdulillah cukup efektif” ujarnya.

Usaha Udin juga berhasil minat Kopertis wilayah II Palembang untuk mendanai pengembangan usaha yang digelutinya saat ini. Dengan mengajukan proposal bisnis, bungsu dari tiga bersaudara ini berhasil memenangkan hibah kopertis sebesar Rp.7.200.000. kini Udin mampu membiayai sendiri kuliahnya tanpa bergantung dengan orang tua.

“Alhamdulillah sekarang saya sudah bisa mandiri dengan bisnis ini. Awal menggeluti usaha ini sejak setahun yang lalu, saya mulai tidak meminta jajan pada orang tua, hingga akhirnya sekarang bisa membiayai sendiri kuliah saya. Ini menjadi kebanggaan tersendiri karena diusia muda saya sudah bisa mandiri”tandasnya.

Saat ini Udin memproduksi sekitar 500-2000 keping PIN dan gantungan kunci setiap bulannya. Pesanan banyak datang dari berbagai organisasi. Mereka memesan PIN sebagai souvenir acara-acara tertentu, seperti seminar dan lainnya. Banderol harga satu keeping PIN tergantung pada ukuran dan jumlah pemesanan. Seperti pemesanan barang pada umumnya, semakin banyak pesanan semakin murah harganya.

Misalnya, Udin mematok harga Rp.3.200 untuk pin ukuran 44 mm. harga ini berlaku untuk pesanan sejumlah kurang dari 50 keping. Sementara untuk pesanan lebih dari 100 keping, harganya bisa turun menjadi Rp.3.000 untuk pemesanan diatas 500 keping. “Kalau memesan lebih dari 500 keping, harganya bisa dinegosiasikan ulang” imbuh Udin.

Menjadi wirausahawan muda dan sukses memang menjadi impian Udin sejak kecil. Ketertarikannya di dunia usaha ia asah sejak duduk di bangku SMP dengan berjualan pulsa elektrik dan jajanan-jajanan ringan untuk rekan-rekannya di sekolah.

Kemampuan ini terus ia kembangkan hingga ke jenjang SMA dan kuliah, dimana setiap ada kesempatan atau peluang bisnis selalu ia tangkap. Tak lupa ia juga mengembangkan relasi seluas-luasnya dengan aktif berorganisasi baik didalam maupun luar kampus.

“Membangun relasi sangat penting untuk kelanjutan bisnis kita. dan dari beberapa usaha yang pernah saya tekuni, saya mantab untuk serius mengembangkan usaha pembuatan PIN dan asesoris. Nantinya tak hanya menjual gantungan kunci, saya juga akan mencoba menjual produk lainnya seperti mug, souvernir pernikahan dan lainnya” kata dia.

Sementara itu, Rektor IBI Darmajaya, Dr. Andi Desfiandi, SE. MA, mengaku bangga seiring tumbuhnya kesadaran mahasiswa didiknya untuk berwirusaha. Menurut Andi sudah saatnya mahasiswa berorientasi mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan, tidak lagi mencari pekerjaan.

“Inilah sudah mulai dilakukan puluhan mahasiswa IBI Darmajaya, dan saya bangga sekali kepada mereka yang telah memberanikan diri untuk terjun sebagai wirausaha meski masih berstatus mahasiswa. Kemampuan entrepreneur memang harus diasah sejak dini yang nantinya bisa menjadi bekal mereka setelah lulus nanti” pungkasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *