Orasi Ilmiah, Prof Bustomi : TQM Berpengaruh dalam Keunggulan Kompetitif di Era 4.0

Orasi Ilmiah, Prof Bustomi : TQM Berpengaruh dalam Keunggulan Kompetitif di Era 4.0

proforasi
<
>

BANDARLAMPUNG – Penerapan pembelajaran dengan Total Quality Management (TQM) sangat berpengaruh dalam keunggulan kompetitif di Era Revolusi Industri 4.0.

Hal ini disampaikan Prof. Dr. Ir. RA Bustomi Rosadi, M.S., dalam orasi ilmiah pada wisuda XXVIII Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya Rabu, (6/11/19) di Gedung Bagasraya, Lampung.

Wakil Rektor IV IIB Darmajaya ini mengatakan menurut Juanda (2019), tantangan dunia pendidikan di Indonesia dalam Era Revolusi Industri 4.0 ada enam diantaranya menyiapkan sumberdaya terampil, berhitung resiko, mampu beradaptasi dalam kebutuhan pasar kerja. “Universitas semakin beralih ke prinsip Total Quality Management (TQM) dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan keunggulan kompetitif,” ungkapnya.

Prof Bustomi – biasa dia disapa – menerangkan berdasarkan hasil survei penerapan TQM yang diterapkan oleh banyak universitas sangat berhasil. “Namun penerapannya belum bermigrasi ke ruang kelas secara signifikan,” kata dia.

Mengutip dalam (Cornesky, 1991), TQM adalah prosedur dimana setiap orang berusaha untuk terus meningkatkan jalan menuju kesuksesan. “TQM bukan seperangkat aturan dan peraturan yang baku, tetapi proses dan prosedur untuk meningkatkan kinerja,” ucap Prof Bustomi.

Penerapan TQM, lanjut Prof, membuat mutu peningkatan pembelajaran dilakukan secara kontinyu. “Hal ini sangat sejalan dengan visi IIB Darmajaya menjadi perguruan tinggi pembelajaran unggul berbasis riset dan teknologi informasi,” tuturnya.

Ada 14 butir penerapan TQM yang dipaparkan (Cornesky, 1991) lima diantaranya yakni dengan menciptakan tujuan yang konstan. “Dosen membuat kontrak kuliah dan RPS yang jelas sesuai dengan kebutuhan pelanggan saat ini dan mendatang. Adopsi filosofi baru dengan dosen menetapkan tujuan dan sasaran pembelajaran disampaikan pada mahasiswa sehingga semua menerimanya dan berkomitmen untuk kualitas dan meningkatkan kepercayaan,” tuturnya.

Kualitas, lanjut dia, harus dibangun dalam proses pendidikan agar mahasiswa dapat mencapai potensinya. “Mahasiswa diberi tugas-tugas yang memadai sehingga mereka dapat menunjukkan potensinya. Tingkatkan secara konstan dan selamanya. Orang harus selalu berusaha dan meningkat Demikian juga dengan dosen dan mahasiswa harus terus mencari cara untuk meningkatkan pencapaian dan kepuasan. Ketika proses pembelajaran menarik, semua orang pasti ingin berkontribusi,” jelasnya.

Prof Bustomi menuturkan penerapan TQM dalam pembelajaran juga harus melibatkan semua pihak. “Libatkan semua orang dalam transformasi ke kualitas. Seringkali, dosen gagal mencari, atau mengabaikan, masukan dari mahasiswa pada penyelesaian masalah di kelas. Masalah kontrol adalah masalah besar bagi banyak dosen. Sebagai hasilnya, mereka banyak memberi perintah daripada memimpin,” tutupnya. (**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *