Prodi Sistem Komputer IIB Darmajaya Gelar Workshop untuk Implementasi MBKM

Prodi Sistem Komputer IIB Darmajaya Gelar Workshop untuk Implementasi MBKM

2
<
>

BANDARLAMPUNGProgram Studi Sistem Komputer IIB Darmajaya menggelar Workshop Bahan Ajar, RPS OBE, dan Metode Pembelajaran untuk Implementasi MBKM secara daring, Jumat, (29/10/2021).

Workshop diisi dengan narasumber Prihandoko, S.Kom., MIT., Ph.D. dengan dihadiri Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Riset IIB Darmajaya RZ Abdul Aziz, S.T., M.T., Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Komputer Zaidir Jamal, S.T., M.Eng., Wakil Dekan Ilmu Komputer Abdi Darmawan, S.Kom., M.T.I., dan ketua prodi serta dosen Sistem Komputer. Pada workshop tersebut, Ketua Prodi Sistem Komputer Nurfiana, S.Kom., M.Kom., memaparkan tentang Kurikulum penunjang kegiatan MBKM dan Perangkat Pembelajaran yang saat ini berlaku di Prodi Sistem Komputer.

Warek 1 RZ Abdul Aziz, S.T., M.T., Ph.D., mengatakan kurikulum tidak akan berjalan dengan baik apabila tidak dirancang dengan baik. “Bagaimana proses pendidikan dengan capaian pembelajaran yang baik dapat dilakukan. Ada bahan kajian yang dilihat di dalamnya,” ungkapnya.

Masih kata dia, metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi perkuliahan dibutuhkan analisis. Dengan adanya RPS (rencana pembelajaran semester) menjadi guidance (pemandu), baik dari dosen maupun mahasiswa. “Mahasiswa yang cerdas akan tahu dari RPS yang dapat dilihat apa goalnya,” kata dia.

Doktor lulusan Jepang ini menuturkan MBKM ini terdapat kebebasan pembelajaran tetapi jangan sampai mata kuliah yang diberikan tidak mencapai kompetensi. “Kita harus mempersiapkan sejak awal mahasiswa menguasai disiplin ilmu dari program studi yang selanjutnya dapat menjalani program MBKM,” imbuhnya.

Sementara, Prihandoko, S.Kom., MIT., Ph.D. menuturkan MBKM merupakan kebijakan bukan kurikulum karena di dalamnya terdapat program. “OBE adalah Outcame Based Education. OBE itu fokusnya mengorganize segala sesuatu untuk mahasiswa. Diakhir dari proses pembelajaran mereka,” ungkapnya.

Deputy Director Program Doctoral Universitas Gunadarma ini menerangkan dalam kurikulum OBE, Ketua Prodi merupakan manajer koki dan dosen merupakan koki. “Mahasiswa merupakan bahan baku dan konsumennya adalah dunia usaha dan industri (DUDI). Jadi konsumen yang menilai lulusannya itu dunia industri bukan mahasiswa yang dijadikan konsumen,” tuturnya.

OBE ini, lanjut dia, sebuah sistem pendidikan yang fokus apa yang mahasiswa jalankan setelah lulus. “OBE ini mahasiswa harus bisa mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari dan kompetensi yang dimiliki. Penyusunan Capaian Pembelajaran Lulusan dapat diadopsi dari SN Dikti. Diantaranya mampu menjabarkan, mampu menerapkan, mampu mengimplementasikan, mampu merancang, dan lainnya,” bebernya.

Prihandoko menjelaskan untuk penyusunan kurikulum idealnya dilakukan selama enam bulan. Banyak tahapan yang harus dilakukan agar capaian pembelajaran lulusan dapat sesuai dengan keinginan dari DUDI. “Program MBKM yang dilakukan oleh Kemdikburistek RI juga merupakan bagian dari menyiapkan lulusan untuk DUDI,” pungkasnya. (**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *