SEMBITEK IBI DARMAJAYA SOROTI KESIAPAN LAMPUNG HADAPI MEA 2015

SEMBITEK IBI DARMAJAYA SOROTI KESIAPAN LAMPUNG HADAPI MEA 2015

BANDARLAMPUNG – Untuk memenangkan persaingan pada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, salah satu upaya yang perlu dilakukan yakni mendorong keterlibatan perguruan tinggi untuk  meningkatkan daya saing masyarakat ditataran global. Pemaparan ini diungkapkan Hendri Saparini, Ph.D dari Core Indonesia dalam seminar nasional bisnis dan teknologi (Sembistek) yang digelar IBI Darmajaya di Hotel Emersia, kemarin (15/12).

Menurutnya menghadapi MEA 2015, Indonesia sejatinya memiliki potensi pasar terbesar ASEAN. Jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa, merupakan separuh dari jumlah penduduk ASEAN. Potensi tersebut memberi peluang bagi Indonesia untuk menjadi basis produksi dunia. Sayangnya, kata dia, potensi tersebut belum diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang memadai. “Kinerja Indonesia relatif paling buruk,”ujarnya.

Melihat fakta tersebut, dibutuhkan strategi untuk meningkatkan daya saing sehingga bangsa ini bisa sejajar dengan negara lain di ASEAN. Pemerintah, kata dia, juga perlu menetapkan sektor prioritas unggulan yang akan dikembangkan.

“Malaysia menetapkan sektor jasa kesehatan dan pariwisata sebagai prioritas dalam MEA, Thailand memilih jasa pendidikan dan pariwisata, Singapura prioritas pada jasa keuangan, logistik, konsultan, pariwisata, sementara Indonesia belum memiliki strategi yang jelas sebagaimana negara-negara tetangga” jelas Saparini.

Dia menegaskan Indonesia harus dapat mengambil manfaat dan peluang di pasar ASEAN. Meskipun saat ini ada PR besar karena sebagain besar tenaga kerja Indonesia adalah unskilled worker. Indonesia juga harus menjaga pasar bagi angkatan kerja di dalam negeri karena daya saing masih rendah. “Bonus demografi Indonesia harus bisa menjadi peluang bukan beban” tandasnya.

Sementara itu Kepala LP4M Darmajaya, Dr. Anuar sanusi, SE. M.Si, menuturkan Sembitek diikuti 173 peserta dari kalangan  akademisi, industri, bisnis, professional, dan pemerintahan. Sedikitnya ada 62 hasil penelitian dosen yang akan dipresentasikan pada acara tersebut.

Selain Hendri Saparini, tiga pembicara lainnya yang membuka wawasan peserta tentang penelitian yakni Prof. Dr. rer.nat Achmad Benny Mutiara, S.Si, S.Kom dari Universitas Guna Darma, Prof. Dr. Sri Wahyuni, S.U dari UGM dan Mustifa Endi S. Hsb., S.H, MBA dari perbankan.
Selain bertujuan untuk memperkaya keilmuan dan aktivitas penelitian di kalangan dosen, Sembitek diharapkan bisa melahirkan model pembelajaran Perguruan Tinggi yang selaras dengan dunia bisnis serta mampu mengembangkan teknologi yang tepat guna. “Kami percaya kerjasama antara akademisi dan industri dapat menghasilkan teknologi tepat guna untuk menghasilkan produk yang kompetitif”ujar Anuar.

Hadir dalam acara tersebut, Rektor IBI Darmajaya, Dr. Andi Desfiandi, SE. MA mengatakan MEA 2015 bisa diibaratkan dua mata pisau yang bisa memberikan manfaat tetapi juga bisa membawa malapetaka. “Ketika bangsa ini mampu melihat peluang dari MEA, maka bisa dipastikan MEA akan memberikan banyak manfaat bagi Indonesia. Namun ketika kita hanya menjadi penonton dan sasaran pasar ASEAN, maka MEA hanya akan menjadi petaka bagi bangsa ini” ucap Andi.

Melalui Sembitek ini, pihaknya ingin meningkatkan peran perguruan tinggi dalam pengembangan bisnis dan teknologi untuk menyambut ASEAN Community 2015. Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk bersama-sama mempersiapkan diri menghadapi.

“Kita harus menyadari bahwa kita adalah bagian dari pelaku ASEAN Community, karenanya kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Pemahaman inilah yang ingin kami tularkan ke masyarakat melalui Sembitek ini. Pasalnya partisipasi pembangunan disumbang pula dari hasil riset berbagai pihak” pungkasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *