Seminar Wakaf, Ketua BWI Lampung: Tanamkan Wakaf Sejak Dini

Seminar Wakaf, Ketua BWI Lampung: Tanamkan Wakaf Sejak Dini

bwi1 bwi2 bwi3 bwi4
<
>

BANDAR LAMPUNG — “Berwakaflah sejak usia dini.” Hal itu dikatakan Ketua Badan Wakaf Indonesia (BWI) Provinsi Lampung Ir. H. Firmansyah Y. Alfian, MBA., M.Sc, dalam Seminar Wakaf Goes to School & Campus “Berwakaf Semenjak Usia Muda”, di Aula Alfian Husin Lantai 3, Rabu (6/3/2019).

Seminar menghadiri pemateri Ketua BWI Pusat Prof. Dr. Mohammad Nuh, D.E.A.. Selain itu, hadir sebagai pemateri Staf Khusus Menristek Dikti Dr. KH. Abdul Wahid Maktub dan Ustadz Abdul Rohim. Sementara itu, Gubernur Lampung diwakili Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Provinsi Lampung Ir. Taufik Hidayat.

Hadir pula Ketua ICMI Lampung M. Yusuf Sulfarano Barusman; Rektor Universitas Tulang Bawang (UTB) Dr. Agus Mardihartono, Ketua Yayasan Alfian Husin Dr. Andi Desfiandi, S.E., M.A.; Bendahara Yayasan Alfian Husin Ary Meizary, S.E., M.B.A., dan Perwakilan Bank Mega Syariah Bandar Lampung.

Firmansyah juga menjelaskan dia tidak pernah bermimpi dalam hidupnya bisa menjadi Ketua BWI Provinsi Lampung. “Saya istikharah dan bismillah menjalani amanah ini. Akhirnya saya dapat menyenangi Wakaf ini,” kata dia, salam sambutannya.

Untuk menggalang wakaf ke kampus dan sekolah, kata dia, tujuannya agar anak-anak memahami literasi tentang wakaf dan mendidik anak-anak kita berwakaf sejak dini. Firmansyah berharap ke depan setiap orang membicarakan wakaf. Ke depan, pihaknya akan mensosialisasikan Badan Wakaf ini kepada masyarakat luas.

Mudah-mudahan ini dilakukan agar setelah dewasa dapat menyisihkan hartanya untuk wakaf. Kita didik mereka agar terbiasa berwakaf,” kata Rektor Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya itu.

Sementara, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung Ir. Taufik Hidayat mengatakan potensi dan aset wakaf di Lampung sangat luar biasa. Menurut dia, kondisi ini harus terus digulirkan melalui program wakaf. “Saya juga berharap pada kita semua untuk ambil bagian dalam program kemaslahatan umat ini. Karena ini menjadi berkah bagi kita semua. Melalui kesempatan ini kita gelar juga pelantikan satgas wakaf sekolah di Provinsi Lampung,” kata dia.

Pemprov Lampung, kata Taufik, mendukung adanya literasi dan penanaman kesadaran wakaf sejak dini. “Lakukan langkah nyata literasi sejak dini kepada pelajar dan masyarakat agar dapat tumbuh kesadaran wakaf tanpa diajak,” pesannya. Sedangkan Ketua BWI Pusat Prof. Dr. Mohammad Nuh, D.E.A., mengatakan wakaf itu identik dengan peradaban.

“Kalau wakafnya bagus maka peradaban bangsanya bagus. Wakaf itu menciptakan nilai tambah,” ucapnya.
Mantan Menristekdikti ini juga sempat memutarkan video pengorbanan seorang ibu yang mendidik ana-anaknya dari kecil hingga dewasa. Betapa seorang ibu berkorban menjadi satgas bagi anak-anaknya.

“Jadi, kenapa kok kita menjadi satgas. Banyak alasan tapi salah satu alasan yakni, ingin membahagiakan orangtua kita yaitu ibu. Kalau ibu kita telah almarhumah dia akan senang dan bahagia karena anaknya selalu berbuat kebaikan. Kita ingin selalu menjadi orang baik,” kata M. Nuh.

Menurut dia, tugas kita sekarang ini melakukan transformasi dari minimal menjadi maksimal. “Wakaf itu ibaratnya ayam, dirawat dengan baik dan tidak boleh dipotong. Telurnya bisa jadi ayam lagi. Nah, ayam itu harta wakaf. UmMart itu dikelola dan hasilnya dibuat UmMart baru lagi. Sehingga di Lampung tidak ada lagi minimarket kecuali UmMart,” ujarnya.

Pemateri lain, KH Abdul Wahid Maktub menerangkan masalah utama saat ini banyak yang tidak paham dengan wakaf. Menurut dia, cara pandang, harus diubah dalam melihat sesuatu. “Kita harus menangkap esensi dari wakaf. Kalau kita tidak meubah diri susah untuk berbuat. Kita harus memahami wakaf sehingga jadi terbiasa untuk melakukannya,” kata dia.

Hal senada dikatakan Ustadz Abdul Rohim. Menurut dia, zaman Rasulullah SAW banyak yang mewakafkan hartanya untuk tegaknya Islam. “Dalam perang Badar, Umar Bin Khatab mewakafkan setengah hartanya untuk tegaknya Islam,” ucap Abdul Rohim yang memiliki anak Hafiz Quran ini.

Dia menekankan bahwa tidak ada yang tidak dapat berkorban untuk wakaf. “Nggak ada yang nggak bisa berkorban. Selama 23 tahun Nabi mengorbankan hartanya, umurnya dan waktunya dalam perang Badar,” kata dia.

Seminar Wakaf Goes to School & Campus “Berwakaf Semenjak Usia Muda ”juga dilakukan pelantikan satgas Wakaf dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat. BWI Cabang Lampung juga melaunching logo Wakaf UmMart yang direncanakan akan dibangun di Kampus Biru IIB Darmajaya.

Hadir pula dalam seminar itu, Perwakilan PT Transmart Retail Indonesia dan jajarannya pengurus BWI kabupaten/kota dan pelajar SMP, SMA dan MA di Provinsi Lampung. BWI Cabang Lampung juga melakukan penandatangan kerjasama dengan Bank Mega Syariah, PT Transmart Retail Indonesia dan Yayasan Alfian Husin. (**)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *