Student Mobility, Cerita Seru Mahasiswi IBI Darmajaya Kuliah di Vietnam

Student Mobility, Cerita Seru Mahasiswi IBI Darmajaya Kuliah di Vietnam

3 4
<
>

BANDARLAMPUNG – Menempuh kuliah di luar negeri menjadi dambaan kaum muda milenial Indonesia. Menambah wawasan dan pergaulan internasional suatu kebanggaan tersendiri seorang mahasiswa.

Hal ini juga dialami ketiga mahasiswi Institut Bisnis dan Informatika (IBI) Darmajaya yakni Fibi Rizki Herdianti, Inggrid Linggawati, dan Alfiyyah Ulfah Zahiroh. Ketiganya berkesempatan merasakan studi di University Economics and Law (UEL), Vietnam selama satu semester atau enam bulan dalam program student mobility.

Menginjakkan kaki di negara Vietnam pada Sabtu, (24/8/19) menjadi pengalaman pertama Fibi, Inggrid, dan Alfiyyah. 24 jam perjalanan dengan transit dan menunggu jadwal penerbangan pun dilalui oleh ketiga mahasiswi jurusan akuntansi ini.

Bertemu dengan orang baru tak hanya dari Vietnam membuat ketiganya sangat menikmati dan senang. Tiba di Bandara Tansonhat International Vietnam, Fibi, Inggrid, dan Alfiyyah langsung diantarkan oleh pihak UEL ke asrama sebagai tempat tinggal mereka selama enam bulan. Awal pekan Senin, (26/8/19) Fibi, Inggrid, dan Alfiyyah diajak berkeliling kampus oleh pihak UEL bersama dengan

International Office kampus yang terletak di Ho Chi Minh City. “Excited, karena di hari pertama kita datang langsung memiliki teman orang Vietnam. Mereka baik-baik banget,” ucap Alfiyyah mewakili kedua rekannya Minggu, (1/9/19).

Ketiganya kompak tak memiliki kendala berarti dalam mengikuti perkuliahan dalam kelas bersama mahasiswa/i Vietnam lainnya. “Tidak ada masalah untuk perkuliahan karena menggunakan bahasa Inggris,” kata Alfiyyah diamini oleh Fibi dan Inggrid.
Kangen Masakan Indonesia

Fibi menambahkan bahwa untuk komunikasi terkendala dengan warga lokal. “Dalam kelas tidak terdapat kendala tapi warga lokal sulit untuk mengerti karena tidak memahami bahasa Inggris,” tuturnya.

Kuliah di Vietnam, menurut Fibi, merupakan pengalaman baru baginya. “Senang banget meskipun makanannya kurang cocok di lidah,” ucap dia diamini oleh Alfiyyah.

Alfiyyah pun merasa kangen dengan masakan Indonesia. “Kami semua kangen sama makanan Indonesia,” kata mahasiswi semester tiga ini.

Beberapa tempat bersejarah dan pusat perbelanjaan juga menjadi kunjungan Fibi, Inggrid, dan Alfiyyah disela waktu kuliah dan weekendnya. Tempat tersebut yakni Pink Church, Notre-Dame, Post Office Saigon Vietnam, Gigal Mall, Vincom Mall, Mall Saigon Center, Bhen Tanh Market, dan Independence Palace

Alfiyyah menceritakan bahwa bersama Fibi dan Inggrid dan mahasiswa Kamboja juga telah mengunjungi Independence Palace. “Kalau di Indonesia seperti istana negara atau kantor presiden,” terangnya.

Dia menuturkan lalulintas kendaraan di Vietnam sangat padat. “Orang-orang di sini ramah-ramah tetapi bawa kendaraannya rata-rata ngebut. Kalau salah sedikit di jalan saja langsung di klakson dan antara kendaraan satu sama yang lain itu tidak ada jarak sama sekali,” bebernya.

Terpisah, Wakil Rektor IV IBI Darmajaya, Prof. Dr. Ir. RA Bustomi Rosadi M.S., mengatakan program student mobility merupakan kegiatan tahunan dari IBI Darmajaya. “Kampus biru IBI Darmajaya memberikan pengalaman internasional kepada mahasiswa/inya agar belajar bersaing dengan mahasiswa di luar negeri,” ungkapnya.

Prof Bustomi –biasa dia disapa – menerangkan pengalaman ini diberikan sebagai upaya peningkatan output lulusan yang akan bersaing dalam Era Revolusi Industri 4.0. “Karena era 4.0 bukan saja bersaing di dalam negeri tetapi juga harus mampu bersaing dengan dunia luar. Mahasiswa kita sangat siap untuk bersaing dengan lulusan di luar negeri,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *