The Strok Who Dropped Me Pukau Penonton Screening Film Darmajaya

Bandar Lampung – Bercerita tentang kisah akhir terpidana eksekusi mati, film berjudul The Strok Who Dropped Me berhasil memukau penonton screening film yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Darmajaya Computer and Film Club (DCFC) Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya di Aula Pascasarjana kampus setempat, kemarin (20/04).

Film yang diproduksi oleh Imagin 3 Mediacom asal Riau ini mengisahkan cerita tentang seorang ayah yang melakukan makan malam dihari ulang tahun anak perempuannya di dalam sel penjara. Makan malam itu menjadi perayaan ulang tahun terakhir bagi anak perempuan itu sebelum ayahnya menjalani eksekusi mati. Ekspresi kesedihan para pemain, backgrown sel penjara, dan iringan musik latar yang mendayu-dayu, semakin membawa penonton terhanyut dalam film.

Karya film mengharukan yang disutradari oleh Zhafran Solikhin ini menjadi salah satu dari 154 film peserta se Indonesia pada Festival Film Indie Lampung (FFIL) 2016. Ketua Umum UKM DCFC, Wayan Hardiyante mengatakan, ini kali keempat bagi UKM DCFC menggelar FFIL sebagai kompetisi perfilman tingkat nasional.

Diungkapnya, antusias sineas perfilman di tanah air begitu besar. Hal ini ditunjukkan dari peserta FFIL yang terus meningkat setiap tahun. Dimana tahun lalu, 126 peserta FFIL dan kini bertambah menjadi 154 peserta.

“Sebanyak 154 karya film ini nantinya akan bersaing memperebutkan 14 katagori terbaik pada malam anugrah pada 7 Mei mendatang. Katagori tersebut yakni film terbaik, sutradara terbaik, ide cerita terbaik, film Lampung terbaik, film terfavorit kategori umum, film terfavorit kategori lampung, editor terbaik, kameramen terbaik, peñata musik terbaik, aktor terbaik, aktris terbaik, pemeran pendukung pria terbaik, pemeran pendukung wanita terbaik, dan kategori film pelajar,” paparnya.

Wayan melanjutkan, untuk menilai kualitas film peserta FFIL 2016, UKM DCFC menggandeng juri nasional yakni Wahyu Nugroho S, Rahabi Mandra, dan John de Rantan. Ia berharap FFIL bisa menjadi ajang ekspresi dan unjuk prestasi bagi kalangan muda sineas perfilman indie tingkat nasional.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Pengembangan Sumber Daya, Muprihan Thaib, S.Sos., MM mengatakan, karya perfilman merupakan hasil kerja yang membutuhkan daya kreasi dan proses yang tidak mudah. Karenanya, Ia mengimbau kepada mahasiswa untuk bisa mengapresiasi sebuah karya.

“Festival film indie tidak hanya sebatas kompetisi, tetapi juga sebagai bentuk apresiasi terhadap para pecinta film yang telah melahirkan karya-karya terbaiknya. Semoga even ini dapat memotivasi peserta untuk lebih baik lagi dalam menghasilkan karya, serta merangsang minat masyarakat untuk memajukan dunia perfilman Indonesia khususnya di Lampung. Sehingga film Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” tandasnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *