Tingkatkan Rasa Empati, Mahasiswa Darmajaya Kunjungi Lapas

Tingkatkan Rasa Empati, Mahasiswa Darmajaya Kunjungi Lapas

Bandar Lampung – Tingkatkan rasa empati, puluhan mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya melakukan praktikum mata kuliah character building dengan mengunjungi UPT Lapas Kelas II Narkotika, UPT Lapas Wanita, dan UPT Lapas Rutan Kelas I di Lapas Way Huwi Bandar Lampung, Kamis (14/01).

Kunjungan mahasiswa yang juga didampingi oleh dosen mata kuliah character building ini disambut langsung oleh Kepala UPT Lapas Kelas II Narkotika Bandar Lampung, Edy Prayitno, Kepala UPT Lapas Wanita Bandar Lampung, Asti, dan Perwakilan Kepala UPT Lapas Rutan Kelas I Bandar Lampung, Daniel Arif beserta jajaran staf kantor setempat.

Salah satu dosen mata kuliah character building IBI Darmajaya, Erna Nurzal, menuturkan, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman permasalahan psikis individu sehingga mahasiswa bisa lebih peka atau berempati terhadap lingkungan sosial.

“Kali ini, dalam praktikum mata kuliah character building kami mengunjungin lapas. Dimana 45 peserta yang berasal dari semester III, V, dan VII ini membentuk kelompok yang terdiri dari 3 orang. Disana mahasiswa melakukan interview langsung bersama narapidana untuk lebih memahami kondisi orang lain, dan timbul rasa berempati,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset IBI Darmajaya, Envermy Vem, MSc menambahkan, character building merupakan mata kuliah baru di IBI Darmajaya dengan bobot 4 sks, dan menjadi tahun pertama dalam pelaksaannya.

“IBI Darmajaya menyadari bahwa untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, mahasiswa tidak cukup hanya dibekali oleh pengetahuan akademik saja tetapi juga melalui pembentukan karakter,” ujar Vem.

Lanjutnya, melalui mata kuliah character building mahasiswa diharapkan mampu membentuk kepribadian dalam dirinya menjadi lebih percaya diri, jujur, mandiri, dan tangguh.

“Selain itu, dengan mengunjungi lapas ini pula diharapkan mahasiswa bisa membentengi diri mereka dari tindakan yang kurang baik dan melawan hukum, serta menimbulkan rasa kepekaan, empati, bersyukur, menerima kondisi kekurangan dan kelebihan diri sendiri serta orang lain,” harapnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *