Mahasiswi IBI Darmajaya Juarai Duta Mahasiswa Genre 2012

Di zaman teknologi saat ini, beragam informasi mudah diakses di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja. Terlebih remaja dan mahasiswa masa kini yang mayoritas melek media.

Informasi yang didapat pun bisa berpengaruh positif maupun negatif bagi tumbuh kembang remaja. Negatif dalam arti bisa menjerumuskan pribadi remaja tersebut ke dalam pergaulan bebas, seks bebas, penggunaan narkotika dan obat terlarang (narkoba) bahkan bisa terjangkit HIV/Aids.

Untuk itu, mahasiswa yang notabene remaja beranjak dewasa diharapkan pintar memilah dan memilih informasi, pun teman pergaulan.

Hal itulah yang memotivasi mahasiswa jurusan Sistem Informasi semester empat Institute Business and Informatic (IBI) Darmajaya Kartika Sari mengikuti lomba Duta Mahasiswa Generasi Berencana (Genre) 2012 yang digelar Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung belum lama ini. Hingga menorehkan prestasi meraih juara II tingkat provinsi Lampung.

Mahasiswi kelahiran Bandar Lampung, 21 April 1992 ini pun tidak menyangka. Menurutnya, keikutsertaan dalam lomba tersebut bukan semata mengejar juara, melainkan menambah pengalaman dan memperluas pergaulan sebagai bekal di dunia kerja kelak.

“Dari awal tidak mengharapkan juara. Hanya ingin menambah pengalaman, ternyata mendapat juara, alhamdulilah. Awalnya selain menambah pengalaman, juga ingin mengembangkan diri. Selain belajar di kampus, ingin mempunyai relasi juga di luar kampus.” ujarnya.

Kartika mengaku dirinya sempat ragu mengikuti kompetisi tersebut. Itu karena, bungsu dari empat bersaudara ini berdalih belum menguasai sepenuhnya ilmu yang didapat dari organisasi mahasiswa PIK SEHATI (Pusat Informasi Konseling-Smart Empathy Healthy Active Integrity) IBI Darmajaya.

Namun, minat dan bakatnya dalam dunia kesehatan khususnya kesehatan reproduksi remaja (KRR), keaktifannya dalam organisasi PIK Sehati serta didukung kemampuan berbahasa inggris yang mumpuni menjadi nilai plus baginya hingga menjuarai lomba tersebut.

Mahasiswa yang indekost di Gg.Ratu Jl. ZA Pagar Alam ini menilai “ilmu” yang didapatnya dari lomba Duta Mahasiswa Genre dan PIK Sehati IBI Darmajaya cukup banyak berpengaruh terhadap dirinya.

Menurutnya, aturan pemerintah tentang usia ideal untuk menikah bagi perempuan minimal 20 tahun dan laki-laki minimal usia 25 tahun adalah benar. “Karena memang kesehatan reproduksi laki-laki dan perempuan baik di umur tersebut,” ujar perempuan berjilbab ini.

Selain itu, remaja sebagai tonggak masa depan penerus bangsa, seharusnya mengetahui tentang kesehatan reproduksi, usia pernikahan yang ideal seperti apa, serta prilaku remaja yang baik itu seperti apa.

“Mungkin mempelajari kesehatan reproduksi terdengar vulgar. Tapi sebenarnya bukan maksudnya untuk vulgar, mempelajari supaya tidak terjerumus ke narkoba, HIV/aids, dan seks bebas,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *