Hadirkan Kepala BEI Lampung, FEB IIB Darmajaya Gelar Kuliah Umum Pasar Modal

Hadirkan Kepala BEI Lampung, FEB IIB Darmajaya Gelar Kuliah Umum Pasar Modal

IIB_2629 IIB_2641
<
>

BANDARLAMPUNGFakultas Ekonomi dan Bisnis IIB Darmajaya menggelar Kuliah Umum Pasar Modal “Strategi Investasi Cerdas Era Milenial” menghadirkan Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Provinsi Lampung Hendi Prayogi, di Aula Rektorat Lantai III Gedung Alfian Husin, Jumat (28/10/22).

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Aswin, S.E., M.M., mengatakan kondisi Indonesia atau dunia ketika pandemi terdampak dari ekonominya. “Di tahun 2022 Indonesia dan dunia akan bangkit. Dengan kita berinvestasi juga akan berdampak dalam ekonomi Indonesia,” ungkapnya.

Menurut dia, dengan adanya investasi dapat memberikan dampak banyak dari berbagai sektor menjadi bergerak. “Meskipun dari satu orang namun seluruh masyarakat melakukan investasi Indonesia menjadi lebih kuat ekonominya. Investasi bukan bermanfaat bagi kita tetapi juga orang lain,” kata dia.

Dekan berharap dari kegiatan kuliah umum ini dapat memberikan pencerahan bagaimana investasi yang menguntungkan dan cerdas di era sekarang ini. “Mudah-mudahan apa yang disampaikan juga dapat bermanfaat,” tuturnya.

Dalam paparannya, Hendi Prayogi mengatakan investasi banyak jenisnya. Seperti emas, saham dan lainnya. “Kenapa perlu investasi? Setiap orang memiliki kebutuhan dan setiap tahun kebutuhan meningkat. Setiap manusia juga memiliki keinginan. Tidak mungkin tidak memiliki keinginan,” kata dia.

Masih kata dia, adanya inflasi juga menjadi penting untuk berinvestasi. Hendi juga menjelaskan pasar modal adalah tempat bertemunya dua pihak. Pihak yang membutuhkan modal dan pihak yang akan memberikan modal.

“Pihak yang membutuhkan modal ini namanya perusahaan. Pihak yang memberikan modal ini adalah investor. Saham adalah tanda bukti kepemilikan perusahaan,” bebernya.

Hendi juga menjelaskan siapa saja yang membeli perusahaan maka dia menjadi pemilik perusahaan tersebut. “Dahulu untuk melakukan investasi di pasar modal membutuhkan dana yang besar. Saya mulai dulu dengan uang Rp25 juta. Sekarang hanya dengan Rp100 ribu dapat memiliki perusahaan atau sahamnya,” ujarnya.

Ketika telah memiliki perusahaan di pasar modal, kata Hendi, investor dapat meraih dividen per tahunnya. “Terutama ketika membelinya pada awal pandemi kemarin. Yang semula hanya 200 mencapai hingga 1.000. Ini sudah mendapatkan capital gain,” imbuhnya.

Dia menambahkan dalam menghadapi resesi dapat berinvestasi di pasar modal dengan memilih saham yang memiliki fundamental baik. “Ada beberapa kategori saham di LQ45 dengan fundamental baik. Karena seperti masa awal pandemi Indeks Harga Saham Gabungan sempat menyentuh 4.000 hanya dalam seminggu karena terjadi panic selling. Tetapi dapat kembali ke 6.000 dalam dua minggu,” pungkasnya. (**)