Muhammad Ridho Rancang Alat Pendeteksi Tanah Longsor

Bandar Lampung – Tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang paling sering melanda Indonesia dengan kerugian yang cukup besar. Hal ini membuat Muhammad Ridho tergerak menciptakan alat pendeteksi tanah longsor untuk mengantisipasi bencana alam tersebut.

Mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya ini mengaplikasikan sensor cahaya berbasis mikrokonteroller atmega16 pada alat yang dirancangnya. Sensor yang digunakan yakni Light Dependent Resistor (LDR), dan potensiometer sebagai pendeteksi pergeseran tanah, sementara mikrokontroller yang digunakan berbasis Arduino Uno R3. Penelitian ini dilakukan Ridho sebagai tugas akhirnya di D3 jurusan teknik komputer IBI Darmajaya.

“Alat deteksi tanah longsor ini dapat dipasang pada titik lokasi rawan longsor. Setiap pergeseran tanah akan segera terdeteksi sehingga masyarakat dapat mengetahui lebih awal kemungkinan bahaya tanah longsor, dan kerugian terutama korban jiwa bisa diminimalisir,” ujarnya, kemarin (01/09).

Pria kelahiran 10 Juni 1994 ini menjelaskan, alat tersebut dilengkapi dengan sirine, dan lampu tanda bahaya. Adanya pergeseran tanah yang dapat menyembabkan tanah longsor akan ditunjukkan dengan perubahan warna lampu tanda bahaya dari hijau menjadi kuning atau merah dan sirine akan berbunyi secara otomatis.

Berbeda dengan alat serupa yang telah ada sebelumnya, pendeteksi tanah longsong karya ridho ini dilengkapi modem wavecom untuk mengirim short message service (sms) gateway berupa peringatan kepada masyarakat apabila ada pergeseran tanah yang dapat memicu terjadinya tanah longsor.

“Sms akan terkirim secara otomatis kepada nomor-nomor yang masuk dalam data base seperti nomor milik kepala desa, Rt, Rw, dan tokoh masyarakat sekitar lokasi tersebut sehingga masyarakat segera menjauhi daerah longsor dan menghubungi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD),” terangnya.

Terpisah, Rektor IBI Darmajaya Dr. Andi Desfiandi, SE., MA mengatakan penelitian merupakan salah satu bagian dari tri darma perguruan tinggi. IBI Darmajaya senantiasa mendorong para dosen, dan mahasiswa untuk aktif, dan kreatif melakukan penelitian.

“Keaktifan dosen dan mahasiswa dalam melakukan penelitian akan sangat berpengaruh terhadap kualitas, dan mutu pengajaran. Melalui penelitian, mudah-mudahan para dosen maupun mahasiswa tergerak untuk memberikan sumbangsih dalam hal pemikiran, ide maupun karya yang dapat memberikan manfaat bagi orang lain,” harapnya.

Selama ini dikatakan Andi, program penelitian dikalangan dosen, dan mahasiswa sudah berjalan dengan baik. Hal ini terus dioptimalkan seiring dengan naiknya status Lembaga Pengembangan, Pembelajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP4M) IBI Darmajaya dari binaan menjadi madya. Peningkatan status tersebut membuat IBI Darmajaya berhak mengelola dana penelitian secara mandiri dari Dikti antara Rp 2-5 Milyar per tahun.

“Perguruan tinggi berharap peran serta industri, dan pemerintah untuk bersama meningkatan kuantitas, dan kualitas penelitian. Dukungan tersebut, salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai penelitian dosen, dan mahasiswa untuk diaplikasikan oleh berbagai pihak sehingga manfaatnya dapat diperoleh masyarakat,” terangnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *