Ratusan Peserta Hadiri Workshop Culture, Scholarship and Job Opportunity di IIB Darmajaya

Ratusan Peserta Hadiri Workshop Culture, Scholarship and Job Opportunity di IIB Darmajaya

IIB_0256 IIB_0270 IIB_0351 IIB_0384
<
>

BANDARLAMPUNG Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya melalui UPT Hubungan Internasional bersama Institut Francais Indonesia (IFI) menggelar Workshop Culture, Scholarship and Job Opportunity di Aula Rektorat Lantai 3 pada Senin (27/11/23).

Workshop yang menghadirkan narasumber Rahmalia Syahputri, Kepala UPT Kantor Internasional, Campus France Jakarta Nur Fitria, dan Alumni Penerima Beasiswa Negara Prancis Rudi Natamiharja dengan moderator Sherli Trisnawati dan diikuti ratusan peserta. Peserta terdiri dari mahasiswa IIB Darmajaya, Universitas Malahayati, Universitas Muhammadiyah Lampung, Universitas Saburai, dosen dan pelajar di Kota Bandarlampung.

Dalam sambutannya, Plt. Rektor IIB Darmajaya, RZ Abdul Aziz, S.T., M.T., Ph.D., menyambut baik adanya workshop yang juga bagian dari perayaan kerjasama yang terjalin dengan baik antara IIB Darmajaya dan IFI. “Kerjasama ini mencerminkan kolaborasi lintas budaya dan membuka peluang bagi mahasiswa dan dosen untuk pendidikan lebih baik,” ungkapnya.

Selama ini, lanjut dia, IIB Darmajaya juga telah membuka student mobility atau yang dikenal student exchange. “Kami berharap bisa mengirim ataupun student exchange ke Prancis dengan kerjasama U to U (University to University) dengan adanya kerjasama IFI ini. Kerjasama ini bukan hanya disini tetapi bisa menjalin peluang-peluang yang ada. Bagi adik-adik mahasiswa ini kesempatan untuk belajar tentang Prancis. Terima kasih untuk kedutaan Prancis atas hal ini,” ujarnya.

Atase Kedutaan Prancis, Antoine Bricout mengatakan bahwa kerjasama yang terjalin selama ini dengan IIB Darmajaya sangat baik dengan IFI dan Warung France Jakarta. “Dari 29 Warung Prancis yang ada. IIB Darmajaya yang sangat aktif dalam kegiatannya,” ungkapnya.

Antoine berharap kegiatan dalam mengenalkan budaya dan studi ke Prancis dapat terus berlanjut. “Semoga kerjasama yang terjalin akan semakin menambah kegiatan-kegiatan lainnya dan bermanfaat bagi perguruan tinggi,” ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Rahmalia menyampaikan pentingnya wawasan kebudayaan internasional agar individu memiliki kemampuan adaptasi dan networking yang baik untuk berkompetisi secara global.

Biaya Terjangkau

Sedangkan Nur Fitria yang didampingi Penanggung Jawab Warung Prancis Indonesia, Ryan Rinaldy, memaparkan bahwa untuk kuliah di Prancis tidak mahal dan sangat terjangkau. “Biaya hidup di Prancis lebih terjangkau terutama untuk kuliah di perguruan tinggi negeri biaya studinya untuk master atau S2 hanya kisaran 57 – 60 juta dikarenakan pemerintah Prancis telah memberikan subsidi sebesar 70 persen,” ucap Nur Fitria.

Setelah lulus, lanjut dia, peluang untuk bekerja di Prancis juga terbuka karena banyak warga Indonesia yang telah lulus juga menetap bekerja disana. “Begitu juga ketika kembali ke Indonesia karena menjadi lulusan bergengsi di luar negeri. Untuk yang harus disiapkan selain penguasaan bahasa juga mental karena tinggal di luar negeri harus dapat mengatasi culture shock,” ujar dia menjawab pertanyaan salah satu peserta Novi Safitri.

Sementara, salah satu alumni Beasiswa dari Prancis Rudi Natamiharja mengaku bahwa kuliah di Prancis sangat menyenangkan. “Banyak sekali manfaat yang didapatkan selama kuliah di Prancis. Karena kuliahnya banyak melakukan diskusi,” ungkap peraih Beasiswa Unggulan Pemerintah Prancis tahun 2008.

Menurut dia, dengan kuliah di Prancis dapat membuka jaringan bagi perguruan tinggi di Indonesia ataupun rekan-rekan lainnya. “Kita membuka jalan dan jaringan bagi fakultas ataupun perguruan tinggi untuk menjalin hubungan kerjasama,” tutupnya. (**)