Dosen IBI Darmajaya ikuti Lokakarya Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Dosen IBI Darmajaya ikuti Lokakarya Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kedatangan Tim Detaser Dikti untuk kedua kalinya ke Informatics & Business Institute (IBI) Darmajaya di awal tahun 2012 ini rupanya tidak disia-siakan segenap dosen IBI Darmajaya untuk menambah wawasan dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran.

Bertempat di Aula Pascasarjana, Rabu (14/3) diadakan Lokakarya Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi, Penyusunan Silabus, SAP, Penilaian Hasil Belajar dan Bahan Ajar. Kegiatan yang mengundang tim Detaser Dikti yaitu Dr. Ir. I Made Suarta, SE, MT ; Dr. Agusthina Risambessy, SE, MAB; dan Dr. I Wayan Sudarsana, S.Si, M.Si sebagai pembicara lokakarya.

Hadir dalam acara pembukaan lokakarya tersebut Staf Ahli Rektor Envermy Vem, Msi, dan Ir. Firmansyah, YA, MBA, Msc. Dalam sambutannya, Envermy Vem mengungkapkan rasa senangnya atas kehadiran tim Detaser Dikti yang dapat kembali hadir di IBI Darmajaya untuk berbagi ilmu dan pengalaman yang mereka miliki. “Dengan adanya Detaser Dikti di IBI Darmajaya diharapkan dapat membantu para dosen dalam meningkatkan kemampuan dosen dalam menggiatkan tridharma perguruan tinggi, di mana seorang dosen tidak sebatas pengetahuannya mengajar saja, melainkan juga mengabdi dan melakukan penelitian” ujarnya.

Lokakarya ini dibagi dalam dua sesi acara. Sesi pertama merupakan sesi pemaparan materi oleh para pembicara.  Materi pertama disampaikan oleh Dr. I Wayan Sudarsana, S.Si, M.Si yang membahas perkembangan kurikulum pendidikan tinggi. Ia mengungkapkan bahwa kurikulum dibuat dengan mempertimbangkan faktor dari dalam dan dari luar perguruan tinggi. Dikatakannya, PP No 17 tahun 2010 pasal 97 ayat 3 mengisyaratkan bahwa kurikulum berbasis kompetensi minimal mengandung 5 elemen kompetensi.

Materi kedua disampaikan oleh Dr. Ir. I Made Suarta, SE, MT. Menurutnya, sebelum kita menyusun kurikulum, hendaknya dilakukan analisis kemampuan program studi serta melakukan tracer study yang kemudian menghasilkan profil lulusan yang ada. Setelah itu langkah selanjutnya adalah menentukan kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh lulusan program studi sebagai output pembelajarannya. Dikatakannya, setelah semua itu dilakukan barulah dilaksanakan penetapan bahan kajian, menentukan mata kuliah dan besarnya sks untuk mata kuliah tersebut. “Dengan melakukan rangkaian tersebut maka kita akan memiliki dokumentasi atas dokumen penyusunan kurikulum yang tentunya akan berguna nantinya.” Paparnya.

Dr. Agusthina Risambessy, SE, MAB, sebagai pemateri ketiga didaulat untuk mempresentasikan materi Penyusunan Silabus (GBPP) dan Satuan Acara Perkuliahan (SAP) sebagai syarat wajib dari mata kuliah. Beliau menjelaskan bahwa pengembangan silabus harus memenuhi prinsip Ilmiah, Sesuai dengan perkembangan & kebutuhan mahasiswa, sistematis, relevan, konsisten, aktual, kontekstual, fleksibel, dan yang terakhir menyeluruh. Ditambahkannya, untuk tahapan dalam menyusun SAP, para dosen haruslah telah mempelajari materi / bahan ajar, kemudian tentukan urutan materi, mementukan format SAP, menyusun rangkaian aktivitas dosen dan mahasiswa, menentukan media, sarana dan sumber belajar, menentukan jenis evaluasi dan melengkapi format SAP.

Usai istirahat, dilaksanakan sesi kedua yang diisi dengan pendampingan pembuatan kurikulum masing-masing program studi oleh Tim Detaser Dikti. Hal ini sebagai implementasi materi yang telah disampaikan pada sesi sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *