Sulap Pepaya Jadi Panganan Kering “Keripik Usus Pepaya”

Sulap Pepaya Jadi Panganan Kering “Keripik Usus Pepaya”

IMG_20160823_112136 DSC_1719 DSC_1695 DSC_0053 DSC_0038
<
>

Bandar Lampung – Sayang melihat buah papaya yang terbuang karena terlalu matang, membuat mahasiswa Program Kerja Pengabdian Masyarakat (PKPM) Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya berinisiatif menyulap buah papaya california menjadi panganan kering bertajuk keripik usus pepaya california di Pekon Tanjung Kurung Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.

Ide usaha tersebut digagas oleh Arif Prasetio, Saniatun Najilah, Rahadian Aji Pratama, Elang Singgih, dan Winda Ariyanti untuk mengembangkan potensi desa. Buah pepaya yang kaya akan manfaat bagi kesehatan itu berhasil mereka kreasikan menjadi keripik usus pepaya california bercita rasa lezat, manis, gurih, dengan tekstur yang renyah. Produk ini juga dikemas dengan rapi dilengkapi label yang didesain menarik.

Kelima mahasiswa tersebut juga telah mempresentasikan dan memberikan pelatihan pembuatan keripik usus pepaya california kepada tim penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan masyarakat setempat di Balai Pekon Tanjung Kurung, Sabtu (20/08).

Ketua kelompok, Arif Prasetio mengatakan, di Pekon Tanjung Kurung banyak masyarakat yang menjadi petani pepaya california. Pepaya yang mengkal biasanya dijual langsung dalam keadaan segar. Namun untuk pepaya yang sudah terlalu matang dijual dengan harga yang lebih rendah bahkan terbuang. Karena itu, ia berinisiatif mengolah pepaya yang sudah matang menjadi keripik usus pepaya california.

“Keripik usus pepaya california bisa menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat dalam pemanfaatan buah papaya yang terlalu matang. Melalui pelatihan pembuatan keripik usus pepaya california, mudah-mudahan ibu PKK dan masyarakat Pekon Tanjung Kurung bisa membuat produk ini dan termotivasi untuk berwirausaha,” ujarnya.

Mahasiswa jurusan Manajemen ini juga berharap, keripik usus pepaya california nantinya bisa dipasarkan secara konvensional maupun online melalui website desa sebagai oleh-oleh makanan khas dari Pekon Tanjung Kurung.

Sementara itu, Kepala Bagian Pengabdian Masyarakat Lembaga Pengembangan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP4M) Darmajaya, M. Ariza Eka Yusendra, SP., MM mengapresiasi bentuk kreatifitas para mahasiswa PKPM Darmajaya.

Diungkapnya, tahun 2016, Darmajaya mengutus sekitar 300 mahasiswa yang menjalani PKPM selama satu bulan mulai 4 Agustus – 4 September 2016 di Kabupaten Tanggamus. Mereka terbagi menjadi 60 kelompok yang tersebar di 30 pekon dari 5 kecamatan di Tanggamus, yakni Gisting, Pugung, Kota Agung Timur, Kota Agung Barat, dan Wonosobo.

“Melalui PKPM, mahasiswa bisa belajar berinteraksi, bersosialisasi, dan berbagi ilmunya dari perkuliahan kepada masyarakat desa. Diharapkan output dari program ini dapat membuat desa lokasi PKPM menjadi lebih berkembang baik di bidang teknologi dan bisnis, sehingga dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dan ekonomi masyarakat,” harapnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *