Membangun Jiwa Entrepreneurship Komunitas Dif_able, Dosen IIB Darmajaya Berikan Pelatihan Sulam Maduaro

Membangun Jiwa Entrepreneurship Komunitas Dif_able, Dosen IIB Darmajaya Berikan Pelatihan Sulam Maduaro

WhatsApp Image 2022-07-28 at 08.39.39 WhatsApp Image 2022-07-28 at 08.40.18 WhatsApp Image 2022-07-28 at 08.40.49 WhatsApp Image 2022-07-28 at 08.38.00
<
>

BANDARLAMPUNG – Dosen Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya menggelar Pelatihan Sulam Maduaro khas Lampung kepada Kaum Difabel di Dapoer Dif_able pada Rabu (27/7/22).

Pelatihan diikuti 25 peserta dari Kaum Difabel yang berasal dari berbagai daerah di Provinsi Lampung. Pengabdian Kepada Masyarakat Kompetitif Nasional berjudul “Membangun Jiwa Entrepreneurship pada Komunitas Dif_able Melalui Pelatihan Sulam Maduaro Khas Lampung” dengan Ketua Muhammad Saputra, S.E., M.M., dan anggota Kurnia Fadila, S.E., M.Sc., serta Joko Triloka, M.T., Ph.D.

“Selain Kain Tapis selama ini kain Maduaro cukup sakral merupakan kain tradisional Lampung. Kain Maduaro ini cukup potensial untuk dikembangkan,” kata Muhammad Saputra.

Putra–biasa dia disapa–menerangkan kegiatan hari ini diharapkan dapat berkelanjutan. “Ada kontinuitas bukan hanya sekedar terputus hanya pelatihan, tetapi diharapkan dapat berkembang jadi startup. Kegiatan pelatihan ini terselenggara berkat dukungan dari kementrian pendidikan dan kebudayaan direktorat pendidikan tinggi dalam kegiatan tridarma perguruan tinggi bidang pengabdian kepada masyarakat melalui Direktorat Riset dan Pengabdian pada Masyarakat,” ujarnya.

Dosen Prodi Manajemen ini juga menuturkan teman-teman Kaum Difabel tidak hanya diajarkan pelatihan Sulam Maduaro tetapi juga untuk membuat bisnis canvas dengan mempelajari e-commerce. “Untuk pemasarannya dengan belajar jualan online. Nanti teman-teman juga akan diberikan pembelajaran dalam pengelolaan website,” kata dia.

Dalam kesempatan yang sama, Kurnia Fadila menerangkan Kain Maduaro merupakan pakaian khas tradisional Lampung yang berasal dari Tulang Bawang. “Kain Maduaro merupakan kain penutup kepala perempuan Menggala,” ucap dia ketika menjelaskan singkat Kain Maduaro kepada Kaum Difabel.

Sementara, Fasilitator Kaum Difabel, Rafli mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada Kaum Difabel untuk belajar menyulam Kain Maduaro. “Besar harapan untuk dapat belajar bersama-sama. Kita dapat keterampilan baru,” ungkapnya.

Dia berharap Kaum Difabel dapat terus berkembang. “Ini kesempatan langka buat saya dan ibu-ibu serta bapak-bapak semua karena mendapatkan mentoring langsung dari Ibu-ibu Pengrajin Sulam maduaro dari Way Lima, Pesawaran,” tandasnya. (**)