Prodi TI IIB Darmajaya Gelar Seminar Strategi Bentuk Kegiatan Pembelajaran MBKM

Prodi TI IIB Darmajaya Gelar Seminar Strategi Bentuk Kegiatan Pembelajaran MBKM

1
<
>

BANDARLAMPUNGProgram Studi Teknik Informatika (Prodi TI) Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya menggelar seminar daring Strategi Bentuk Kegiatan Pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) pada Kurikulum Pendidikan Tinggi Jumat, (13/11/20).

Seminar daring melalui platform zoom dengan pembicara Sekretaris Pusat Inovasi dan Kajian Akademik Universitas Gadjah Mada Dr. Sri Suning Kusumawardani, ST., MT. Yang dimoderatori Ketua Prodi Teknik Informatika IIB Darmajaya, Dr. Chairani, S.Kom., M.Eng. Adapun ratusan peserta yang ikut terdiri dari perguruan tinggi di Pulau Sumatera, Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Riset IIB Darmajaya Dr. RZ Abdul Aziz, ST., MT., mengatakan dengan adanya program Merdeka Belajar setiap perguruan tinggi menyiapkan untuk implementasi pembelajaran terhadap mahasiswa. “Kita terkaget-kaget karena sampai saat ini juga pelaksanaan dan implementasinya juga masih belum begitu jelas dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,” ungkapnya.

Selama ini, lanjut Dr. Aziz, IIB Darmajaya juga telah melakukan kegiatan program merdeka belajar kampus merdeka melalui pembelajaran. “Dengan adanya seminar ini juga diharapkan dapat memberikan masukan untuk mengimplementasikan program kampus merdeka lebih baik. Saya percaya dengan semua mahasiswa kita akan mampu untuk menjalani program merdeka belajar kampus merdeka dari Pak Menteri,” ujarnya.

Dr. Sri Suning Kusumawardani mengatakan program MBKM ini seluruh perguruan tinggi masih dalam tahap transisi untuk mengimplementasikannya. “Di dalam kurikulum, kita tentunya ingin mendapat suasana yang diberikan ke mahasiswa yakni asah, asih, dan asuh. Peran dosen seperti Ki Hadjar Dewantara sampaikan Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani,” ungkapnya.

Pembelajaran saat ini, menurutnya sangat berbeda dengan zaman dulu. “Dalam pembelajaran abad 21 saat ini, anak-anak kita berbeda cara belajarnya dengan kita. Anak-anak kita lebih cenderung visual dan aplikatif,” ujarnya.

UGM, kata Dr Suning, telah menerapkan MBKM dengan disesuaikan dalam SN Dikti (standar nasional pendidikan tinggi). “Memberikan kesempatan belajar mahasiswa di luar program studinya. Sebelumnya juga kita telah melakukan penyusunan dalam kurikulum dengan tahapan yang telah dilakukan,” imbuhnya.

Dia menerangkan dalam program MBKM kegiatan pembelajaran mahasiswa di luar kampus terdapat delapan bentuk. “Pertukaran pelajar, magang, membangun desa (KKN), studi proyek independen, kegiatan wirausaha, proyek kemanusiaan, penelitian riset, konsistensi mengajar di institusi pendidikan,” tuturnya.

Kedelapan bentuk tersebut terdapat yang memerlukan mitra maupun dapat berjalan sendiri dengan disesuaikan oleh capaian pembelajaran lulusan (CPL). “Sehingga kegiatan-kegiatan MBKM dapat dikonversikan dengan nilai yang sesuai dengan CPL,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *